KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi pada bulan Agustus 2019 diproyeksi tinggi. Berdasarkan hasil survei pemantauan harga oleh Bank Indonesia (BI) pada minggu pertama Agustus 2019, Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi tingkat inflasi sepanjang bulan ini mencapai 0,2% month-to-month (mtm) atau 3,52% year-on-year (yoy). Artinya, inflasi Agustus secara tahunan diprediksi akan lebih tinggi dari realisasi inflasi Juli 2019 lalu yakni 3,32% yoy. Perry mengatakan, harga cabai merah yang tinggi masih menjadi pemicu utama inflasi bulan ini. “Harga cabai merah menyumbang lebih dari separuh inflasi (secara bulanan) yaitu 0,15%,” tutur dia saat ditemui di kompleks BI, Jumat (23/8).
Baca Juga: BI pertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik saat pangkas suku bunga Selain itu, beberapa komoditas lain juga menyumbang inflasi, antara lain emas perhiasan 0,07%, cabai rawit 0,05%, dan air minum PDAM 0,01%. Sementara, komoditas yg menyumbang deflasi sepanjang Agustus diperkirakan tarif angkutan udara 0,09%, bawang merah 0,06%, serta beberapa jenis sayuran lainnya. Perry bilang, kenaikan harga cabai merah yang memicu inflasi bersifat temporer akibat pengaruh musim kemarau panjang. Sementara kenaikan harga cabai merah di beberapa daerah, Sumatra Utara misalnya, disebabkan oleh hasil panen lebih banyak dikirim ke daerah-daerah lainnya sehingga harga di wilayah itu relatif tinggi. Baca Juga: BI pangkas suku bunga, investasi diproyeksikan akan meningkat