Survei BI : Kinerja Penjualan Eceran Diprediksi Meningkat Pada November 2025



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi kinerja penjualan eceran pada November 2025 meningkat secara bulanan maupun tahunan.

Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat tercermin dari Indeks Penjualan Rill (IPR) November 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 5,9% secara tahunan (year on year/yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,3 (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, peningkatan penjualan eceran tersebut terutama bersumber dari kenaikan pertumbuhan penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya sebesar 4,0% (yoy) setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 2,3% (yoy).


Adapun kelompok barang budaya dan rekreasi juga meningkat 12,8% (yoy) dari bulan sebelumnya 6,7% (yoy) suku cadang dan aksesori naik 15,4% (yoy) dari sebelumnya 12% (yoy), serta makanan, minuman dan tembakau 8,2% (yoy), naik dari sebelumnya 6,4% (yoy). 

Baca Juga: Duh, Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Berisiko Gagal, Gara-Gara Soal Ini

Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diperkirakan tumbuh 1,1% (month to month/mtm), setelah bulan Oktober sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,6% (mtm).

“Peningkatan tersebut sejalan dengan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru,” tutur Denny dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).

Beberapa kelompok yang tercatat meningkat secara bulanan di antaranya, bahan bakar kendaraan bermotor 0,4% (mtm), perlengkapan rumah tangga lainnya 6,2% (mtm), dan Subkelompok Sandang 3,7% (mtm). 

Lebih lanjut, pada Oktober 2025, BI mencatat IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy).

“Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi  serta Makanan, Minuman, dan Tembakau,” ungkap Denny.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6% (mtm) setelah sebelumnya terkontraksi 2,4% (mtm) terutama dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang Nataru didukung oleh kelancaran distribusi.

Baca Juga: ADB Setujui Pinjaman US$ 500 Juta untuk Perkuat Pendidikan dan Kesehatan Indonesia

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan yang akan datang, yakni Januari 2026 diperkirakan meningkat. Sementara pada enam bulan mendatang yaitu April 2026 tekanan inflasi diperkirakan menurun.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya. 

"Peningkatan ini didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H," ungkap Denny.

Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri

Selanjutnya: US Trade Deal with Indonesia at Risk of Collapse, US Official Says

Menarik Dibaca: Promo Burger Bangor 12.12 Double Hemat Mulai Rp 65.000, Cuma 11-13 Desember 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News