JAKARTA. Bank Indonesia memprediksi tren konsumsi tinggi pada Ramadan akan mendorong optimisme dunia usaha bahwa penjualan eceran, terutama penjualan kelompok makanan, akan meningkat dan menjadi penggerak konsumsi swasta. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan Indeks Ekspetasi Penjualan dari survei terhadap 700 pengecer, meningkat menjadi 154,3 poin untuk penjualan pada Juni 2017 dari 134,8 poin pada Mei 2017. "Peningkatan optimisme responden diindikasi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadan dan Idul Fitri," ujarnya. Survei tersebut merupakan survei penjualan eceran pada Maret 2017 terhadap 700 pengecer di 10 kota yang hasilnya mengindikasikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi konsumsi swasta. Jika perkiraan dari survei BI tersebut benar, maka penjualan eceran menunjukkan tren pertumbuhan yang positif sejak awal triwulan I 2017. Pada April 2017, BI memperkirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) akan menjadi sebesar 208,8 atau tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dalam survei tersebut, penjualan kelompok makanan diyakini akan meningkat 9,2% (yoy). Sementara untuk kelompok non-makanan, penjualan ritel tumbuh 0,1% (yoy). Tidak semua kelompok barang jualan tumbuh. Mayoritas pengecer memperkirakan pertumbuhan penjualan untuk kelompok barang budaya dan rekreasi akan melambat menjadi hanya 0,5% (yoy) ketimbang pertumbuhan pada Maret 2017 yang sebesar 3,5% (yoy). Sementara untuk Maret 2017, Indeks Penjualan Riil tumbuh 4,2% (yoy), didorong kenaikan penjualan eceran kelompok makanan yang tumbuh 7,1% (yoy). Sementara, penjualan eceran kelompok non makanan melambat karena hanya tumbuh 0,3% (yoy) dibanding Februari 2017 yang sebesar 1,8% (yoy). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Survei BI: Ramadan dorong penjualan eceran
JAKARTA. Bank Indonesia memprediksi tren konsumsi tinggi pada Ramadan akan mendorong optimisme dunia usaha bahwa penjualan eceran, terutama penjualan kelompok makanan, akan meningkat dan menjadi penggerak konsumsi swasta. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan Indeks Ekspetasi Penjualan dari survei terhadap 700 pengecer, meningkat menjadi 154,3 poin untuk penjualan pada Juni 2017 dari 134,8 poin pada Mei 2017. "Peningkatan optimisme responden diindikasi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadan dan Idul Fitri," ujarnya. Survei tersebut merupakan survei penjualan eceran pada Maret 2017 terhadap 700 pengecer di 10 kota yang hasilnya mengindikasikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi konsumsi swasta. Jika perkiraan dari survei BI tersebut benar, maka penjualan eceran menunjukkan tren pertumbuhan yang positif sejak awal triwulan I 2017. Pada April 2017, BI memperkirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) akan menjadi sebesar 208,8 atau tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dalam survei tersebut, penjualan kelompok makanan diyakini akan meningkat 9,2% (yoy). Sementara untuk kelompok non-makanan, penjualan ritel tumbuh 0,1% (yoy). Tidak semua kelompok barang jualan tumbuh. Mayoritas pengecer memperkirakan pertumbuhan penjualan untuk kelompok barang budaya dan rekreasi akan melambat menjadi hanya 0,5% (yoy) ketimbang pertumbuhan pada Maret 2017 yang sebesar 3,5% (yoy). Sementara untuk Maret 2017, Indeks Penjualan Riil tumbuh 4,2% (yoy), didorong kenaikan penjualan eceran kelompok makanan yang tumbuh 7,1% (yoy). Sementara, penjualan eceran kelompok non makanan melambat karena hanya tumbuh 0,3% (yoy) dibanding Februari 2017 yang sebesar 1,8% (yoy). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News