Survei CPA Australia: UKM Indonesia paling optimistis di Asia Pasifik



JAKARTA. CPA Australia melakukan survei terhadap bisnis skala kecil atau Usaha Kecil Menengah (UKM) di 2011. Dalam survei ini tergambar bahwa pelaku UKM di Indonesia cukup optimistis terhadap perkembangan bisnis mereka di tahun depan. Lembaga akuntansi yang berbasis di Australia ini melakukan survei terhadap UKM di enam negara yakni Indonesia, Australia, Hong Kong, Malaysia, Selandia Baru dan Singapura. Sebanyak 58% dari UKM Indonesia yang disurvei berharap prospek usaha mereka bertumbuh pesat di 2012. Ini hasil tertinggi dari semua negara yang disurvei. Singapura hanya 34% dan Hong Kong hanya 6%. Optimisme ini mengindikasikan UKM di Indonesia memiliki kecenderungan tinggi meminjam dana untuk membiayai pertumbuhan bisnis mereka. Sebagian besar pelaku UKM memilih perbankan sebagai tempat melakukan pinjaman. Beberapa temuan penting dalam survei ini adalah : 1. Sebesar 80% responden saat ini memiliki pinjaman usaha2. Sebesar 92% UKM di Indonesia berharap memperoleh pinjaman di tahun depan. Dan 66% di antaranya akan menggunakan dana pinjaman untuk mengembangkan bisnis. 3. Dari semua UKM yang melakukan pinjaman pada 2010, 22% di antaranya menyatakan kesulitan memperoleh pinjaman. Angka ini cukup rendah dibanding hasil survei dari UKM Malaysia yang sebesar 47% sulit mencari pinjaman di negaranya. 4. Sebanyak 65% UKM di Indonesia memiliki tingkat berpotensi paling tinggi menambah jumlah pegawai dalam 12 bulan ke depan. Posisi kedua diraih Singapura dengan persentase 55%. Paul Drum, Head of Business and Investment Policy CPA Australia bilang, hasil survei itu mengindikasikan peran Indonesia yang sedang berkembang sebagai pusat ekonomi strategis di kawasan regional. "Ini sejalan dengan proyeksi ekonomi yang diungkapkan beberapa organisasi internasional seperti Asian Development Bank dan International Monetary Fund (IMF)," kata Drum dalam laporannya.Lihat saja, dari semua negara yang disurvei CPA Australia, IMF memprediksi Indonesia memiliki pertumbuhan GDP terbesar di 2011 dan 2012.


Beberapa catatan, pelaku UKM di Indonesia harus bisa meningkatkan pengelolaan dan perencanaan bisnis mereka. Dengan begitu, pelaku UKM di Indonesia bisa mengindentifikasi dan mengejar peluang pertumbuhan bisnisnya.

"Mereka pun jadi bisa melindungi usaha mereka dari kondisi bisnis yang kurang baik," ujarnya. Sekadar informasi, ini adalah tahun pertama bagi Indonesia dan Selandia baru ikut serta dalam survei yang berjalan dari 6 Oktober sampai 11 Oktober 2011. Survei ini menjangkau lebih dari 1.500 UKM di tiap negara. UKM yang disurvei adalah bisnis dengan karyawan kurang dari 20 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini