KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Universitas Brawijaya (PPKE UB), Joko Budi Santoso dan Imanina Eka Dalilah mengatakan, kenaikan tarif cukai dan harga rokok yang eksesif setiap tahunnya, justru lebih banyak berdampak pada penurunan jumlah pabrikan rokok dan peningkatan peredaran rokok ilegal dibandingkan dengan penurunan jumlah prevalensi merokok. Berdasarkan hasil survei dan analisis tim peneliti PPKE UB terkait perbandingan rokok legal dan ilegal, jenis rokok sigaret kretek mesin (SKM) ilegal memiliki harga 1/4 kali lebih murah daripada rokok SKM berpita cukai. Jenis rokok sigaret putih mesin (SPM) ilegal memiliki harga 1/5 kali lebih murah daripada rokok SPM berpita cukai. Jenis rokok sigaret kretek tangan (SKT) ilegal memiliki harga harga 1/3 kali lebih murah daripada rokok SKT berpita cukai.
Survei: Kenaikan cukai rokok yang eksesif, tingkatkan peredaran rokok ilegal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Universitas Brawijaya (PPKE UB), Joko Budi Santoso dan Imanina Eka Dalilah mengatakan, kenaikan tarif cukai dan harga rokok yang eksesif setiap tahunnya, justru lebih banyak berdampak pada penurunan jumlah pabrikan rokok dan peningkatan peredaran rokok ilegal dibandingkan dengan penurunan jumlah prevalensi merokok. Berdasarkan hasil survei dan analisis tim peneliti PPKE UB terkait perbandingan rokok legal dan ilegal, jenis rokok sigaret kretek mesin (SKM) ilegal memiliki harga 1/4 kali lebih murah daripada rokok SKM berpita cukai. Jenis rokok sigaret putih mesin (SPM) ilegal memiliki harga 1/5 kali lebih murah daripada rokok SPM berpita cukai. Jenis rokok sigaret kretek tangan (SKT) ilegal memiliki harga harga 1/3 kali lebih murah daripada rokok SKT berpita cukai.