KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut dari hasil survei pada 11-18 Desember 2020 lalu, ada 78% siswa menginginkan pembelajaran tatap muka. Alasan siswa menginginkan sekolah tatap muka 57% lantaran kesulitan dengan beberapa materi pelajaran dan pratikum yang tidak memungkinkan diberikan secara daring. Survei dilakukan pada 62.448 responden siswa yang berada di 34 provinsi. Dengan proporsi siswa SD mencapai 25.476 anak atau 40,18%, siswa SMP sejumlah 28.132 anak atau 46%. Siswa SMA yang berpartisipasi hanya 3.707 orang atau 5,6%, siswa SMK lebih banyak, yaitu 4.184 orang atau 6,7%, sedangkan siswa SLB yang mengikuti survei sebanyak 49 anak atau 0,08%. Kemudian sisanya 900 anak berasal dari Madrasah 1,44%. "Jadi anak ini ingin sekolah tatap muka buat bahas materi sulit dan praktikum. Lalu 25% mengatakan jenuh, sisanya ingin konsultasi dengan guru BK dan ada jumlah kekerasan di rumah 134 anak, kemudian ada rindu dengan teman dan lainnya," kata Retno Listyarti, Komisioner KPAI dan Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI) pada diskusi daring FGSI pada Minggu (3/1).
Survei KPAI: 78% Siswa menginginkan pembelajaran tatap muka
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut dari hasil survei pada 11-18 Desember 2020 lalu, ada 78% siswa menginginkan pembelajaran tatap muka. Alasan siswa menginginkan sekolah tatap muka 57% lantaran kesulitan dengan beberapa materi pelajaran dan pratikum yang tidak memungkinkan diberikan secara daring. Survei dilakukan pada 62.448 responden siswa yang berada di 34 provinsi. Dengan proporsi siswa SD mencapai 25.476 anak atau 40,18%, siswa SMP sejumlah 28.132 anak atau 46%. Siswa SMA yang berpartisipasi hanya 3.707 orang atau 5,6%, siswa SMK lebih banyak, yaitu 4.184 orang atau 6,7%, sedangkan siswa SLB yang mengikuti survei sebanyak 49 anak atau 0,08%. Kemudian sisanya 900 anak berasal dari Madrasah 1,44%. "Jadi anak ini ingin sekolah tatap muka buat bahas materi sulit dan praktikum. Lalu 25% mengatakan jenuh, sisanya ingin konsultasi dengan guru BK dan ada jumlah kekerasan di rumah 134 anak, kemudian ada rindu dengan teman dan lainnya," kata Retno Listyarti, Komisioner KPAI dan Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI) pada diskusi daring FGSI pada Minggu (3/1).