Survei LSPI, Ahok bisa dikalahkan di Pilgub DKI



Jakarta. Lembaga Survey Politik Indonesia (LSPI) merilis hasil survei terbaru mereka jelang pendaftaran bakal kandidat Gubernur DKI Jakarta 2017. Hasilnya, elektabilitas Gubernur Basuki Tjahaya Purnama / Ahok semakin turun.

Direktur Riset LSPI, Zulfan Haris menyebut, dari hasil survei, terlihat adanya tren penurunan elektabilitas bakal calon bertatus incumbent, Basuki Tjahaja Purnama. Adapun para calon penantang Ahok, kata dia, cenderung meningkat dengan varian angka yang berbeda-beda.

"Terjadi gejala penurunan suara elektabilitas Gubernur Incumbent, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) jika dibandingkan dengan survei LSPI sebelumnya. Pada Simulasi 4 nama calon Gubernur, Ahok dipilih oleh 35%, disusul Yusril Ihza Mahendra sebesar 30,4%, Rismaharani 11,2%, dan Sandiaga Uno 5,8% dengan angka yang belum memutuskan sebesar 17,6%. Demikian pula pada data top of mind, Ahok cenderung terus turun, sementara penantangnya cenderung naik," kata Zulfan dalam rilis hasil survei lembag tersebut di sebuah hotel di Tebet, Jumat (2/9/2016).


Pada survei LSPI sebelumnya dengan simulasi 4 nama, Ahok mendapatkan 36,2%, Yusril 28,6%, Risma 9,4%, dan Sandiaga Uno 3,1%.

Beberapa alasan yang menjelaskan penurunan suara Ahok ini, katanya, menurut pengakuan responden adalah banyaknya persoalan di DKI Jakarta yang dianggap belum mampu diselesaikan, selain juga karena banyaknya kontroversi personality Ahok yang berkembang di media dan media sosial.

Kecenderungan penurunan ini paralel dengan angka ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok dalam persoalan pelayanan publik terutama persoalan kemacetan yang dianggap responden justru semakin meningkat.

Isu lainnya yang dianggap memiliki sentimen negatif terhadap Ahok adalah isu korupsi yang melibatkan Ahok seperti reklamasi, Sumber Waras, dan Rusun Cengkareng. Adapun beberapa calon lawan Ahok yang dianggap potensial, mengalami fluktuasi elektoral secara beragam.

Yusril Ihza Mahendra mengalami kenaikan meski tidak signifikan. Demikian juga dengan Sandiaga Uno yang sudah disusung oleh Gerindra.

Nama Risma yang paling banyak dianggap sebagai lawan potensial Ahok juga tidak mengalami kenaikan signifikan. Khusus soal Risma, responden beralasan ketidakpastian PDIP dalam menyalonkan Risma.

Data simulasi pasangan calon juga menunjukkan data yang menarik. Jika Ahok bersama Djarot berhadapan-hadapan dengan Yusril Ihza-Sandiaga Uno, selisih perolehan keduanya terpaut hanya 11 %, Ahok-Djarot 48,8% dan Yusril-Sandi 37,3% dengan angka yang belum memutuskan sebesar 13,9%.

"Jadi, survei LSPI juga menunjukkan potensi pasangan Yusril Ihza Mahendra-Sandiaga Uno jika mereka berpasangan dapat mengejar calon incumbent jika berpasangan dengan Djarot. Jika Pilkada terdiri dari tiga pasangan, maka maka potensi untuk terjadinya dua putaran sangat tinggi dan Ahok berpeluang untuk dikalahkan oleh lawan politiknya," katanya.

Survei LSPI dilakukan pada tanggal 22-28 Agustus 2016 dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel 440 responden, dengan margin of error sebesar 4.8% pada tingat kepercayaan 95%. Penggalian data dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung oleh tim surveyor yang terlatih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto