KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus Inc hari ini (12/6) kembali menggelar diskusi bertajuk MarkPlus Industry Roundtable edisi ke-15 melalui aplikasi Zoom. Kali ini membahas sektor konstruksi di masa pandemi corona (Covid-19), yang diawali dengan pemaparan hasil survei cepat. Survei diikuti 36 responden di seluruh Indonesia dalam satu minggu terakhir. Mayoritas responden berasal dari Jabodetabek dan bergerak dalam pembangunan residensial.
Baca Juga: Peritel Wait and See Membuka Gerai di Era Kenormalan Baru Hasil survei memperlihatkan adanya perlambatan pergerakan proyek pembangunan sejak munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia. “Sebanyak 80% responden setuju bahwa Covid-19 memang berdampak pada perlambatan proyek konstruksi,” ujar
Senior Business Analyst MarkPlus Inc, Muhammad Faikal Yusran dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, hari ini. Salah satu perlambatan terkait dengan terbatasnya distribusi material akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebanyak 31% responden menunda aktivitas pembangunan meskipun 69% lainnya mengaku tetap terus melanjutkan proyek yang sedang dijalani. Proyek konstruksi yang berjalan didasari kebutuhan perusahaan menjaga
cash flow dan menjaga komitmen kepada klien.
Baca Juga: Di era Covid-19, transaksi e-wallet naik, nasabah ingin buka akun bank secara digital Selain itu, sebanyak 92% pemain di industri ini juga telah menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan tugasnya sehingga berani mengambil keputusan untuk tidak menunda penyelesaian pembangunan. “Selain protokol kesehatan Covid-19, seluruh responden menilai perusahaan konstruksi perlu meningkatkan sistem K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) selama menjalankan proyek di masa pandemi,” papar Faikal. Beberapa hal yang perlu dilakukan para pemain di industri konstruksi, di antaranya 89% responden berharap peningkatan komunikasi selama 24 jam dilakukan, dan 81% menyatakan butuh fleksibilitas dengan menyediakan alat monitor secara
real time. Tuntutan yang datang dari klien memunculkan inovasi konstruksi dengan sistem pembangunan kilat atau
fast construction yang mampu selesai dalam waktu 14 hari, meskipun belum banyak kontraktor yang mengimplementasikannya.
Baca Juga: Pengguna Pay TV dan free online streaming meningkat saat pandemi Covid-19 “Sebesar 78% responden
aware dengan adanya metode
fast construction, 96% tertarik menggunakan itu namun faktanya hanya 22% responden yang sudah merasakan
experience tersebut,” jelas Faikal. Kelak, di masa
next normal, sebanyak 78% responden berharap agar perusahaan konstruksi memegang komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah, meningkatkan kualitas proyek dan memanfaatkan teknologi untuk memonitor prosesnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro