Survei: Masyarakat puas kinerja Jokowi-JK 60%



JAKARTA. Survei Indo Barometer menunjukkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla masih rendah. Masyarakat yang merasa puas dengan kinerja Jokowi-JK dalam enam bulan masa kepemimpinannya hanya ada pada kisaran 60%.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Mohamad Qodari mengatakan, hasil survei menunjukkan, ada 57,5% masyarakat yang cukup puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Masyarakat yang menyatakan sangat puas hanya 3,2%. Sebanyak 33,8% lainnya mengatakan kurang puas, 3,7% tidak puas sama sekali, dan 5% mengaku tidak tahu.

Untuk kinerja Wapres Jusuf Kalla, sebanyak 53,3% mengaku cukup puas. Hanya 2% yang menjawab sangat puas. Adapun responden yang kurang puas sebanyak 34,7%, tidak puas sama sekali 4,1%, dan 7,9% mengaku tidak tahu.


"Kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-JK masih jauh di bawah 75%. Dibandingkan dengan zaman SBY, ini lebih rendah," kata Qodari saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Senin (6/4).

Qodari menjelaskan, dari hasil survei, permasalahan yang paling menjadi perhatian masyarakat ada di bidang ekonomi. Mahalnya harga kebutuhan pokok, terbatasnya lapangan, dan meningkatnya jumlah kemiskinan membuat tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi menurun.

"Dari hasil survei, sebesar 67% masyarakat menilai bahwa ada pemimpin di Indonesia yang saat ini dapat menyelesaikan permasalahan sampai tuntas, dan 33% mengatakan tidak ada," ucap Qodari.

Peringatan dini

Ketua DPD RI Irman Gusman mengatakan, survei Indo Barometer ini menarik karena dilakukan jelang enam bulan pemerintahan Jokowi-JK. Menurut dia, hasil survei ini adalah early warning atau peringatan dini untuk Jokowi-JK. Terlebih lagi, enam bulan adalah usia "bulan madu" atau "honey moon".

"Ini jadi perhatian kami di DPD RI agar Presiden harus berbenah. Ini baru babak pertama, dan hak Presiden untuk melakukan repositioning menteri kabinet sebelum terlambat," kata Irman.

Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menilai, menurunnya kepercayaan publik disebabkan kinerja Menteri Ekonomi yang tidak maksimal. Menurut dia, Menteri Ekonomi di kabinet Jokowi-JK hanya menaikkan harga untuk menyelesaikan masalah, bukan mencari jalan keluar lain yang lebih berpihak terhadap rakyat.

"Kalau sekadar menaikkan harga, lulusan SD juga bisa," ucap Rizal.

Survei Indo Barometer diadakan dari tanggal 15 sampai 25 Maret 2015 di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden 1.200 orang. Survei menggunakan margin of error sebesar plus minus 3%, dengan tingkat kepercayaan 95%. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia