Survei PPP: Kalangan santri unggulkan Jokowi-Mahfu



BANDUNG. Survei internal Partai Persatuan Pembungan (PPP) menunjukkan, popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melejit di kalangan pesantren sebagai kandidat calon presiden RI untuk periode mendatang. Selain itu, kalangan santri juga menginginkan agar duet Jokowi-Mahfud MD maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.Dalam survei itu yang mengambil sampel khusus santri dan kiai itu, popularitas Jokowi mencapai 10,2 persen, Mahfud MD 10 persen, Megawati Soekarnoputri 5 persen, Dahlan Iskan 4,1 persen, Hatta Rajasa 4 persen, Anis Matta 4 persen, Rhoma Irama 2,3 persen, dan Wiranto 2 persen. Sementara kandidat capres seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Suryadharma Ali hanya 1,2 persen.Dilihat dari tingkat penerimaan, hanya empat calon yang memiliki tingkat penerimaan yang cukup tinggi yakni Jokowi 5,6 persen, Mahfud MD 4,76 persen, Dahlan Iskan 4,28 persen, dan Suryadharma Ali 4,2 persen.Terkait dengan duet pasangan capres dan cawapres, duet Jokowi-Mahfud MD yang paling diinginkan kalangan pesantren.Salah seorang peserta Mukernas PPP menuturkan fenomena Jokowi tidak bisa dihilangkan begitu saja. "Daripada menjadi lawan, lebih baik Jokowi menjadi kawan. Di dalam politik kan lebih baik begitu," ucapnya.Ketua Departemen PPP Abdullah Mansur menjelaskan bahwa survei ini dilakukan di 36 pesantren yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Kalangan pesantren diambil sebagai sampel lantaran menjadi basis massa PPP selama ini.Survei dilakukan bulan Desember-Januari 2014. Sebagian besar responden dalam survei ini adalah pemilih pemula. Responden lainnya adalah para kiai."Dari survei ini menunjukkan bahwa independensi santri sudah semakin kuat dan tidak lagi sami'na waato'na (kami mendengar, kami taati) terhadap pendapat kiai," ucap Mansur.Ketua DPP PPP Arwani Thomafi menjelaskan survei hanya akan menjadi pertimbangan bagi PPP. Keputusan akhir, lanjutnya, tetap ada pada pendapat dari 33 Dewan Pengurus Wilayah (DPW). (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie