KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) menuai beragam reaksi. Rencana ini pun diperkirakan bakal berdampak negatif bagi konsumen dan mitra pengemudi. Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan Research Institute of Socioeconomic Development (Rised) mengenai wacana kenaikan tarif ojek online. Ketua Tim Peneliti Rised Rumayya Batubara mengatakan, survei dilakukan terhadap 2.001 responden yang tersebar di 10 provinsi dan berlangsung selama dua minggu pada Januari 2019. Berdasarkan hasil survei ini, diketahui sebanyak 45,83% konsumen ojek online yang didominasi masyarakat pendapatan rendah mengatakan tarif ojek online sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Saat ini, tarif ojek online adalah Rp 2.200 per kilometer.
Survei Rised: 74% konsumen tak senang tarif ojek online naik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) menuai beragam reaksi. Rencana ini pun diperkirakan bakal berdampak negatif bagi konsumen dan mitra pengemudi. Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan Research Institute of Socioeconomic Development (Rised) mengenai wacana kenaikan tarif ojek online. Ketua Tim Peneliti Rised Rumayya Batubara mengatakan, survei dilakukan terhadap 2.001 responden yang tersebar di 10 provinsi dan berlangsung selama dua minggu pada Januari 2019. Berdasarkan hasil survei ini, diketahui sebanyak 45,83% konsumen ojek online yang didominasi masyarakat pendapatan rendah mengatakan tarif ojek online sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Saat ini, tarif ojek online adalah Rp 2.200 per kilometer.