KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pelbagai survei, kemungkinan persaingan dua besar pemilihan presiden 2024 adalah antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Survei terbaru Saiful Mujani Research and ConsulSng (SMRC) menunjukkan bahwa dalam simulasi 3 nama, suara Anies Baswedan berada di bawah Ganjar dan Prabowo dengan selisih signifikan (12-13 persen). Sementara dalam simulasi
head to head atau dua nama, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen. Ini mengindikasikan bahwa dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kriSs terakhir SMRC, yaitu 2-5 Mei 2023.
Baca Juga: Survei SMRC: Kondisi Ekonomi Baik Berpengaruh Positif ke Ganjar, Negatif ke Anies Demikian hasil survei SMRC bertajuk ‘Kecenderungan Elektabilitas Anies, Ganjar, dan Prabowo pada Pemilih KriSs’ yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube
SMRC TV pada Minggu ( 7/5). Dalam presentasinya, Deni menyebut suara Ganjar dan Prabowo ini sangat dekat dan tidak berbeda secara signifikan sehingga Sdak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul. Deni melanjutkan bahwa dalam simulasi
head to head ini, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada bulan Maret sampai April 2023. Namun memasuki bulan Mei, pasca deklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo. Deni menyatakan bahwa dukungan pada calon presiden ini diperkirakan masih akan dinamis karena sejauh ini masih ada perbedaan Sngkat pengenalan publik terhadap calon. Saat ini Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilh, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen. “Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” jelas Deni dalam keterangannya. Pada kelompok pemilih yang tahu kedua tokoh, Ganjar menjadi unggul atas Prabowo. Ganjar mendapatkan dukungan 46,4 persen suara, sementara Prabowo 38,8 persen. Masih ada 14,8 persen yang belum menjawab. Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumbersumber informasi sosial-poliSk secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau
cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Baca Juga: Survei SMRC: PDIP Naik di Pemilih Kritis Pasca Pengumuman Capres Ganjar Pranowo Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%. Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode
random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto