Surya Esa Perkasa (ESSA) Berharap Studi Kelayakan Proyek Blue Ammonia Rampung 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berharap studi kelayakan proyek blue ammonia rampung di kuartal IV 2024. Menurut rencana, ESSA mau memulai konstruksi proyek pada kuartal ke-3 tahun 2025 dengan rencana commissioning pada paruh pertama tahun 2027, lalu lanjut produksi perdana di tahun yang sama ketika pasar Jepang siap menyerap blue ammonia.

Saat ini, ESSA telah merampungkan fase I subsurface study atas proyek ini. “ESSA telah menyelesaikan fase 1 dari subsurface study dan sedang dalam proses fase 2 yang melibatkan validasi dari fase 1 dan studi detail mengenai reservoir dan struktur,” kata Manajemen ESSA kepada Kontan.co.id, Kamis (28/9).

Anak usaha ESSA, yakni PT Panca Amara Utama (PAU), telah menandatangani MoU Kerjasama Pengembangan Proyek Blue Ammonia (Carbon Capture, Utilization & Storage of CO2) bersama dengan Mitsubishi Corporation (MC), Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).


Baca Juga: Surya Esa Perkasa (ESSA) Optimistis Mengejar Kenaikan Volume Produksi Tahun Ini

Menurut rencana, ESSA bakal mengonversi fasilitas produksi amonia perusahaan menjadi fasilitas produksi blue ammonia. Saat ini, PAU  memiliki kapasitas produksi amonia sebesar 700.000 metrik ton (MT) per tahun. Kelak, fasilitas produksi blue ammonia perusahaan direncanakan memiliki kapasitas produksi yang sama juga, yakni 700.000 MT per tahun. 

Belum ketahuan berapa kebutuhan investasi atas proyek ini. “Mengenai capex dan kebutuhan pendanaan akan ditentukan setelah study ini selesai,” terang ESSA.

Sedikit informasi, mengintip laporan keuangan interim perusahaan (tidak diaudit), ESSA memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 91,26 juta per 30 Juni 2023. 

Sementara itu, total aset ESSA per 30 Juni 2023 berjumlah US$ 771,23 juta dengan perincian ekuitas sebesar US$ 537,50 juta dan liabilitas US$ 233,72 juta. Dus, menurut hitungan kasar Kontan.co.id, rasio utang terhadap modal atawa debt-to-equity-ratio (DER) sebesar 0,43 kali per 30 Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati