KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor energi dan kimia PT Surya Esa Perkasa Tbk (
ESSA) memperkirakan bahwa harga amoniak akan kembali sehat pada semester II 2023. Shinta Siringoringo
Corporate Secretary ESSA lebih jauh memberikan gambaran kedua pabrik akan terus beroperasi pada tingkat efisiensi yang sama sepanjang tahun. Tidak ada jadwal pemeliharaan lebih lanjut yang dijadwalkan untuk tahun ini. "Mengacu pada harga amoniak, kembali dibukanya China pasca Covid-19, permintaan yang meningkat di sektor pupuk, dan tekanan harga gas yang tinggi di Eropa, ESSA memperkirakan harga amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat di semester kedua tahun ini," jelas Shinta kepada Kontan, belum lama ini.
Baca Juga: Surya Esa Perkasa (ESSA) Tertekan Penurunan Harga Amonia Dengan kondisi ini, ESSA berharap kinerja kuartal II 2023 bisa lebih baik dibandingkan kuartal I 2023. Sebagai informasi, pada kuartal I 2023, Perseroan mencatat penurunan pendapatan 45 % YoY dari US$159 juta menjadi US$87,8 juta. Sementara EBITDA sebesar US$22,5 juta turun 67% YoY pada laporan kuartal pertama 2023. Lalu, laba bersih ESSA menurun 88% menjadi US$3 juta, padahal periode yang sama tahun lalu mencapai US$26 juta setara Rp381,18 miliar. Shinta menjelaskan catatan kinerja ini tidaklah menurun. Ia mengatakan performa ESSA berjalan baik dan tidak menurun. Kilang LPG beroperasi pada 117% dari kapasitas terpasang dan kilang amoniak beroperasi pada 113% kapasitas terpasang setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan aktivitas pemeliharaan terjadwalnya. "Pendapatan yang lebih rendah terutama didorong oleh harga komoditas yang lebih rendah dan penurunan produksi amoniak karena penutupan akibat pemeliharaan pabrik terjadwal yang dilakukan mulai 22 Februari 2023 selama 3 minggu," jelasnya. Mengenai target pendapatan dan laba yang dibidik tahun ini, ESSA enggan membukanya lebih jauh. Shinta menjelaskan, karena amonia adalah komoditas global, permintaan dan harga bersifat siklus.
Ia menjabarkan, tahun 2022 yang lalu Amonia mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi karena guncangan pasokan gas dari Rusia serta peningkatan siklus permintaan. Fluktuasi harga komoditas tersebut berdampak maksimal pada pendapatan dan profitabilitas ESSA. Tahun ini ESSA tidak khusus mengalokasikan capex atau belanja modal yang signifikan. Dengan demikian Perseroan tidak memberikan gambaran realisasi capex di kuartal I 2023. Namun demikian, ia menegaskan tahun ini fokus ESSA tetap pada keunggulan operasional di mana kedua pabrik LPG dan Amoniak beroperasi secara efisien. "Tingkat produksi kilang LPG ESSA pada tahun 2023 akan sama dengan tahun 2022. Sementara produksi Amoniak pada tahun 2023 akan mengalami penurunan yang sangat kecil dibandingkan tahun 2022 karena melakukan kegiatan pemeliharaan selama 3 minggu," urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .