KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) melalui PT Panca Amara Utama (PAU) resmi mengoperasikan pabrik amonia berkapasitas 700.000 ton per tahun. Sejauh ini, PAU sudah mengekspor sebanyak 250.000 metrik ton amonia yang mulai sejak Juli silam. Sekarang, utilisasi pabrik amonia beroperasi 16% di atas kapasitas produksi. "Saat ini kondisi pasar internasional amonia membaik, selain itu perusahaan juga terus melakukan efisiensi operasi yang optimal mampu menghasilkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang cukup signifikan," kata Vice President Director and CEO ESSA, Vinod Laroya, Selasa (11/12). Dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan pada Oktober silam, ESSA mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang kuartal III 2018. Laba bersih ESSA melonjak 569,54% menjadi US$ 11,65 juta pada kuartal III 2018, pada periode yang sama tahun lalu laba bersih ESSA sebanyak US$ 1,74 juta. Peningkatan laba bersih ini sejalan dengan bertumbuhnya pendapatan, ESSA menorehkan pendapatan US$ 74,54 juta sampai September 2018 naik 228,51% ketimbang periode yang sama 2017 US$ 22,69 juta. Pendapatan diperoleh dari penjualan amonia sebanyak US$ 40,40 juta, penjualan elpiji sebesar US$ 29,94 juta, dan jasa pengolahan sebesar US$ 4,20 juta. Sebagai informasi, pada 24 Juni 2015 anak usaha PT Panca Amara Utama (PAU) menandatangani perjanjian offtake amonia dengan Genesis Corporation, Jepang. Yang mana perusahaan harus menjual hasil produksi Amonia kepada Genesis berdasarkan nilai FOB. Sementara pendapatan penjualan elpiji diperoleh dari penjualan kepada PT Pertamina. Dengan meningkatnya penjualan, beban penjualan perusahaan ini juga meningkat menjadi US$ 41,12 juta naik 222% ketimbang tahun sebelumnya US$ 12,77 juta. ESSA mencatatkan laba kotor sebanyak US$ 33,42 juta naik 242% daripada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak US$ 9,77 juta.
Surya Esa Perkasa (ESSA) sudah mengoperasikan pabrik amonia
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) melalui PT Panca Amara Utama (PAU) resmi mengoperasikan pabrik amonia berkapasitas 700.000 ton per tahun. Sejauh ini, PAU sudah mengekspor sebanyak 250.000 metrik ton amonia yang mulai sejak Juli silam. Sekarang, utilisasi pabrik amonia beroperasi 16% di atas kapasitas produksi. "Saat ini kondisi pasar internasional amonia membaik, selain itu perusahaan juga terus melakukan efisiensi operasi yang optimal mampu menghasilkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang cukup signifikan," kata Vice President Director and CEO ESSA, Vinod Laroya, Selasa (11/12). Dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan pada Oktober silam, ESSA mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang kuartal III 2018. Laba bersih ESSA melonjak 569,54% menjadi US$ 11,65 juta pada kuartal III 2018, pada periode yang sama tahun lalu laba bersih ESSA sebanyak US$ 1,74 juta. Peningkatan laba bersih ini sejalan dengan bertumbuhnya pendapatan, ESSA menorehkan pendapatan US$ 74,54 juta sampai September 2018 naik 228,51% ketimbang periode yang sama 2017 US$ 22,69 juta. Pendapatan diperoleh dari penjualan amonia sebanyak US$ 40,40 juta, penjualan elpiji sebesar US$ 29,94 juta, dan jasa pengolahan sebesar US$ 4,20 juta. Sebagai informasi, pada 24 Juni 2015 anak usaha PT Panca Amara Utama (PAU) menandatangani perjanjian offtake amonia dengan Genesis Corporation, Jepang. Yang mana perusahaan harus menjual hasil produksi Amonia kepada Genesis berdasarkan nilai FOB. Sementara pendapatan penjualan elpiji diperoleh dari penjualan kepada PT Pertamina. Dengan meningkatnya penjualan, beban penjualan perusahaan ini juga meningkat menjadi US$ 41,12 juta naik 222% ketimbang tahun sebelumnya US$ 12,77 juta. ESSA mencatatkan laba kotor sebanyak US$ 33,42 juta naik 242% daripada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak US$ 9,77 juta.