KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini PT Surya Esa Perkasa Tbk terus menggenjot kinerja operasional. Kini perusahaan sudah mengoperasikan pabrik amonia secara penuh setelah berproduksi secara bertahap mulai Juli 2018 silam. Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk menjelaskan produksi harian amonia sudah meningkat. Emiten berkode saham ESSA ini menjalankan pabrik amonia melalui PT Panca Amara Utama yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah. Baca Juga: Ditopang penjualan amonia, laba bersih Surya Esa (ESSA) melonjak 48,58% Sebelumnya rata-rata produksi amonia sebesar 1.900 metrik ton per hari, sekarang sudah mencapai 2.100 metrik ton per harinya. Sedangkan kapasitas terpasang untuk pabrik amonia ini sebsar 700.000 metrik ton per tahun. "Pabrik amonia kita berjalan dengan bagus, sudah bisa memproduksi 2.100 mt per hari. Jadi utilisasi pabrik kita sudah melebihi 100%," ujarnya pada Kontan, Rabu (4/9). Apabila produksi harian Surya Esa Perkasa sudah mencapai 2.100, dalam setahun meraka mampu memproduksi lebih dari 750.000 mt amonia. Prakash mengaku sampai semester awal tahun ini emiten bersandi ESSA ini sudah berhasil memproduksi lebih dari 50% dari target tahun 2019 atau sekitar 375.000 metrik ton. Makanya, bisnis penjualan amonia sekarang menjadi penopang utama pendapatan ESSA. Lihat saja, sepanjang semester pertama 2019 pendapatan dari penjualan amonia menyumbang US$ 96,98 juta dari total pendapatan US$ 116,88 juta, nilai ini 4 kali lipat dari perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya US$ 23,25 juta. Tak hanya mengoptimalkan penjualan dari lini bisnis penjualan amonia, mereka pun mengebut target produksi elpiji yang dibidik untuk tahun ini. Sebagai informasi, ESSA mempunyai pabrik elpiji dengan kapasitas 66.000 ton. Sama halnya denyan pabrik amonia, utilisasi pabrik elpiji juga sudah melebihi 100%. Tahun lalu saja mereka membidik penjualan elpiji sekitar 76.000 ton. Baca Juga: Surya Esa Perkasa (ESSA) Semakin Berjaya Berkat Bisnis Amonia Prakash menuturkan target tahun ini tak berbeda jauh dengan tahun 2018. Hingga semester pertama mereka sudah mampu merealisasikan setengah dari target produksi tahun ini. Pendapatan dari penjualan elpiji berkontribusi US$ 17,78 juta pada semester pertama tahun ini. Sayangnya, peningkatan pendapatan yang berlipat pada semester pertama 2019 tak diikuti dengan perolehan laba bersih yang berlipat juga. ESSA hanya berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 5,26 juta naik 48,58% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 3,54 juta. Mengenai hal ini, Prakash menerangkan harga amonia dan elpiji sekarang masih lebih rendah ketimbang harga pada tahun lalu. "Harganya masih turun, kita berharap bisa membaik di kuartal akhir," tambahnya. Oleh karena itu selain melakukan efisiensi, ESSA sekarang terus meningkatkan produksi amonia maupun elpiji.
Surya Essa (ESSA) optimalkan produksi amonia
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini PT Surya Esa Perkasa Tbk terus menggenjot kinerja operasional. Kini perusahaan sudah mengoperasikan pabrik amonia secara penuh setelah berproduksi secara bertahap mulai Juli 2018 silam. Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk menjelaskan produksi harian amonia sudah meningkat. Emiten berkode saham ESSA ini menjalankan pabrik amonia melalui PT Panca Amara Utama yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah. Baca Juga: Ditopang penjualan amonia, laba bersih Surya Esa (ESSA) melonjak 48,58% Sebelumnya rata-rata produksi amonia sebesar 1.900 metrik ton per hari, sekarang sudah mencapai 2.100 metrik ton per harinya. Sedangkan kapasitas terpasang untuk pabrik amonia ini sebsar 700.000 metrik ton per tahun. "Pabrik amonia kita berjalan dengan bagus, sudah bisa memproduksi 2.100 mt per hari. Jadi utilisasi pabrik kita sudah melebihi 100%," ujarnya pada Kontan, Rabu (4/9). Apabila produksi harian Surya Esa Perkasa sudah mencapai 2.100, dalam setahun meraka mampu memproduksi lebih dari 750.000 mt amonia. Prakash mengaku sampai semester awal tahun ini emiten bersandi ESSA ini sudah berhasil memproduksi lebih dari 50% dari target tahun 2019 atau sekitar 375.000 metrik ton. Makanya, bisnis penjualan amonia sekarang menjadi penopang utama pendapatan ESSA. Lihat saja, sepanjang semester pertama 2019 pendapatan dari penjualan amonia menyumbang US$ 96,98 juta dari total pendapatan US$ 116,88 juta, nilai ini 4 kali lipat dari perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya US$ 23,25 juta. Tak hanya mengoptimalkan penjualan dari lini bisnis penjualan amonia, mereka pun mengebut target produksi elpiji yang dibidik untuk tahun ini. Sebagai informasi, ESSA mempunyai pabrik elpiji dengan kapasitas 66.000 ton. Sama halnya denyan pabrik amonia, utilisasi pabrik elpiji juga sudah melebihi 100%. Tahun lalu saja mereka membidik penjualan elpiji sekitar 76.000 ton. Baca Juga: Surya Esa Perkasa (ESSA) Semakin Berjaya Berkat Bisnis Amonia Prakash menuturkan target tahun ini tak berbeda jauh dengan tahun 2018. Hingga semester pertama mereka sudah mampu merealisasikan setengah dari target produksi tahun ini. Pendapatan dari penjualan elpiji berkontribusi US$ 17,78 juta pada semester pertama tahun ini. Sayangnya, peningkatan pendapatan yang berlipat pada semester pertama 2019 tak diikuti dengan perolehan laba bersih yang berlipat juga. ESSA hanya berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 5,26 juta naik 48,58% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 3,54 juta. Mengenai hal ini, Prakash menerangkan harga amonia dan elpiji sekarang masih lebih rendah ketimbang harga pada tahun lalu. "Harganya masih turun, kita berharap bisa membaik di kuartal akhir," tambahnya. Oleh karena itu selain melakukan efisiensi, ESSA sekarang terus meningkatkan produksi amonia maupun elpiji.