KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Pertiwi Tbk (
SPTO) memandang prospek bisnis di tahun ini lebih berhati-hati sehingga manajemen perusahaan menargetkan kinerja yang cenderung konservatif. Head of Investor Relation Surya Pertiwi, Adhi S. Tasmin menjelaskan tantangan ekonomi global saat ini kurang stabil dan tingkat suku bunga tinggi. Tantangan ini diakuinya dapat menghambat pertumbuhan SPTO di tahun ini terutama di level proyek. “Jadi di kuartal I 2023 penjualan ke
project meskipun turun sekitar 20%, tapi penjualan keseluruhan SPTO bisa naik 2,4%
year on year,” jelasnya dalam paparan publik di Gedung TOTO, Kamis (25/5).
Melansir materi paparan publik, sejalan dengan naiknya pendapatan, laba neto SPTO naik 9,4% yoy. Baca Juga:
Surya Pertiwi (SPTO) akan Bagikan Dividen Rp 25 Per Saham Pada Juni 2023 Meski ada tantangan, manajemen SPTO yakin di tahun ini masih ada harapan. Adhi menjelaskan, ekonomi Indonesia cukup stabil dan pembatasan mobilitas di masa pandemi Covid-19 sudah dicabut sepenuhnya sehingga aktivitas masyarakat lebih baik. Adapun ini menjadi satu faktor yang cukup baik untuk mengingatkan permintaan di sektor penjualan ritel. Melihat peluang dan tantangan di tahun ini, Adhi menjelaskan, SPTO tetap fokus pada penjualan barang-barang saniter dan mencoba untuk menawarkan produk yang lebih bervariasi sehingga pasar menengah ke bawah dapat membelinya. “Khususnya untuk konsumen yang ingin mengubah WC jongkok menjadi WC duduk,” terangnya. Namun sayang, meski sudah melihat prospek di tahun ini, Adhi belum bisa buka-bukaan soal target pendapatan dan laba 2023 karena manajemen perusahaan cenderung konservatif. Walau begitu, pihaknya berani menargetkan volume produksi entry level sanitary atau produk saniter yang menyasar pasar menengah ke bawah bisa tumbuh 5% di tahun ini. Di 2022, utilisasi pabrik PT Surya Pertiwi Nusantara (SPN) meningkat dibandingkan 2021. Di tahun lalu utilisasi produksi di level 80% atau sebanyak 800.000 pcs. Jika menurut hitungan Kontan.co.id, jika ada peningkatan volume produksi sebanyak 5% dibandingkan realisasi tahun lalu, produksi yang akan bertambah di tahun ini sebanyak 40.000 pcs.
Baca Juga:
Surya Pertiwi (SPTO) Alokasikan Capex Senilai Rp 50 Miliar Tahun Ini “Kapasitas pabrik 1 juta pcs pertahun, jika tahun ini volume produksi naik 5% masih cukup kapasitasnya,” ujar dia. Melansir Annual Report 2022 SPTO, manajemen perusahaan melihat industri konstruksi dan properti dapat menghadapi tantangan di tahun 2023, karena inflasi yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan menjadi hambatan bagi kegiatan konstruksi dan menahan daya beli. Meski begitu, dalam laporan BCI Asia, total nilai proyek pembangunan nasional pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh sebesar 5,77% dari tahun 2022.
Editor: Noverius Laoli