KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan tanah di kawasan industri milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dihadapkan pada penundaan keputusan investasi akibat lockdown di beberapa negara dan keadaan darurat yang diumumkan oleh Pemerintah Indonesia sejak Maret 2020. Pemerintah telah melonggarkan pembatasan secara bertahap melalui pembukaan sebagian kota-kota besar di Indonesia pada pertengahan tahun 2020. VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman menjelaskan unit usaha kawasan industri membukukan marketing sales seluas 5,6 hektar (ha) dengan nilai penjualan Rp 82,5 miliar di 2020, turun 68,7% dari 17,8 ha penjualan lahan di 2019.
Unit properti SSIA yang terdiri dari pendapatan kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial&residensial membukukan pendapatan sebesar Rp 651,6 miliar di 2020, naik 10,8% dari Rp 588,2 miliar di 2019. PT Suryacipta Swadaya yang merupakan bisnis utama, membukukan pendapatan sebesar Rp 592,9 miliar pada 2020 atau meningkat 14,7% bila dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp 516,9 miliar. Kontributor utamanya dari penjualan lahan 90 ha yang dibukukan pada 2020 di mana 78 ha adalah dari penjualan tanah Suryacipta City of Industry, Karawang, setara dengan nilai Rp 329,2 miliar. Baca Juga: Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) turun 26,4% sepanjang 2020 Sedangkan pada 2019, SSIA membukukan penjualan tanah seluas 19 ha, terdiri dari penjualan tanah seluas 17 ha dari Suryacipta City of Industry, Karawang, setara dengan nilai Rp 292 miliar. Lebih lanjut, SSIA kembali menciptakan milestone dengan meluncurkan Subang Smartpolitan pada 18 November 2020. SSIA berharap dapat membukukan komitmen penjualan seluas 40 hektar pada tahun 2021 dari pengembangan baru ini. Sementara itu, SSIA menetapkan target marketing sales seluas 20 hektare dari Suryacipta City of Industry Karawang, sehingga prospek pendapatan 2021 meningkat sekitar 15%. Target tersebut dapat terpengaruh jika Covid-19 bertambah buruk atau berkepanjangan hingga 2021.