KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA) optimistis mencatatkan rebound dari kinerja keuangan 2021 yang lemah. Hingga akhir tahun, perseroan memproyeksikan pendapatan mampu tumbuh 45% yoy. "Terutama dikontribusikan dari pembukuan akunting penjualan lahan sebesar 21,3 hektare dari Karawang," ujar Investor Relation SSIA, Erlin Budiman kepada Kontan.co.id, Senin (18/4) lalu. Selain itu, diproyeksikan pendapatan konstruksi naik kurang lebih 14% dan perhotelan naik lebih dari 150% didukung oleh situasi kesehatan normal.
Sementara dari sisi marketing sales, tahun ini SSIA membidik penjualan lahan seluas 20 hektare dari Suryacipta City of Industry Karawang dan penjualan lahan seluas 60 hektare dari Subang Smartpolitan. SSIA di 2022 menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar. "Sebanyak Rp 500 miliar untuk pengembangan lahan dan akuisisi lahan Subang, sisanya untuk pembangunan Edenhaus Simatupang dan Hotel capex," jelasnya.
Baca Juga: Kinerja Surya Semesta Internusa (SSIA) Diproyeksi Membaik, Apa Rekomendasi Analis? Pada sepanjang 2021, SSIA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,35 triliun. Pendapatan ini mengalami penurunan sekitar 20,06% dari Rp 2,94 triliun yang dibukukan pada sepanjang 2020. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pendapatan properti dan konstruksi yang masing-masing turun sebesar 20,1% dan 20%. Sementara itu, pendapatan segmen bisnis perhotelan SSIA turun sekitar 13%. Laba kotor perseroan pada 2021 turun 18,6% menjadi Rp 517 miliar dari Rp 635,2 miliar, akibat dari penurunan laba kotor properti sebesar 23,5%. Selanjutnya, EBITDA sepanjang 2021 turun 28,9% menjadi Rp 181,9 miliar dari Rp 255,8 miliar, disebabkan karena penurunan EBITDA perhotelan sebesar 30,6%. Rugi bersih konsolidasi SSIA selama tahun lalu tercatat sebesar Rp 200,21 miliar, meningkat 128,71% dibandingkan dengan rugi bersih tahun 2020 sebesar Rp 87,5 miliar.
"Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan laba operasional sekitar 91,3% dari Rp 103,6 miliar pada 2020 menjadi Rp 9,1 miliar pada 2021," jelas manajemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto