JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk bersiap menambah luas lahan. Emiten sektor properti itu, akan mengakuisisi lahan seluas 1.500 hektare (ha) pada tahun ini. "Minimal di kuartal ketiga tahun ini, kami sudah dapat perkembangan lebih lanjut tentang rencana tersebut," kata Utari Sulistiowati, Sekretaris Perusahaan Surya Semesta kepada KONTAN, Kamis (5/7). Lahan yang akan diakuisisi dan dibebaskan tersebut berada di dua lokasi. Perinciannya, lahan seluas 500 ha berada di Bekasi, sedangkan seluas 1.000 ha berada di Karawang.
Surya Semesta sebenarnya memperoleh izin pengembangan lahan seluas 3.000 ha. Dari jumlah itu, seluas 2.000 ha lahan berlokasi di Karawang dan 1.000 ha berada di Bekasi. Tapi perseroan tidak akan membebaskan seluruh lahan pada tahun ini. Maklumlah, proses pembebasan dan akuisisi lahan tidak mudah dilakukan. "Banyak faktor yang harus kami hadapi, seperti nilai pembebasan, izin maupun faktor sosial masyarakat," ungkap Utari. Surya Semesta memang telah mengalokasikan dana investasi untuk pembebasan lahan senilai Rp 750 miliar. Dana untuk pembebasan lahan di Karawang dianggarkan senilai Rp 500 miliar. Sementara untuk pembebasan lahan di Bekasi disiapkan senilai Rp 250 miliar. Kebutuhan dana untuk pembebasan lahan akan diambil dari kas internal perusahaan. Soalnya, hingga akhir Maret 2012, Surya Semesta memiliki kas dan setara kas mencapai Rp 794,7 miliar. Jadi, Surya Semesta tidak memerlukan sumber dana lain untuk pembebasan lahan. Selain pembebasan lahan, Surya Semesta memiliki beberapa agenda ekspansi lain. Hal ini tecermin dari anggaran belanja modal 2012 yang mencapai Rp 900 miliar. Dari jumlah tersebut, anggaran belanja modal senilai Rp 500 miliar dialokasikan untuk kegiatan pengembangan usaha. Surya Semesta akan memanfaatkan Rp 150 miliar untuk pengembangan Surya Square. Kemudian dana Rp 150 miliar untuk ekspansi hotel. Dana yang tersisa, senilai Rp 50 miliar, untuk renovasi Hotel Gran Melia, Jakarta. Untuk memenuhi belanja modal, Surya Semesta berencana menerbitkan surat utang jangka panjang atau obligasi berkisar Rp 500 miliar hingga Rp 700 miliar dengan tenor lima tahun. Perseroan ini akan menggunakan laporan keuangan April 2012 sebagai dasar emisi obligasi. Saat ini, proses penerbitan obligasi masih dalam tahap pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia. Targetnya, emisi obligasi terwujud pada Oktober 2012. Indo Premier Securities dan Mandiri Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi obligasi Surya Semesta.
Ekspansi itu diharapkan bisa mendorong penjualan lahan Surya Semesta. Tahun ini, perseroan mengincar penjualan lahan seluas 135 ha di kawasan industri Karawang. "Kami optimis melebihi target itu, karena hingga Mei, kami sudah mendapatkan komitmen pembelian lahan seluas 175 ha," ujar Utari. Namun Utari tidak bersedia membeberkan nilai penjualan lahan tersebut. Yang pasti, harga jual rata-rata lahan yang diterima Surya Semesta sejak awal tahun ini sekitar US$ 110 per meter persegi. Hingga akhir Maret 2012, Surya Semesta mencatatkan penjualan bersih Rp 125,76 miliar, naik 7,6%
year-on-year (yoy). Tapi, laba bersih turun 53,65% yoy menjadi Rp 2,38 miliar. Harga saham Surya Semesta (SSIA), Jumat (6/7), menurun 0,97% menjadi Rp 1.020 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro