Surya Semesta (SSIA) rancang Subang Smartpolitan jadi smart & sustainable city



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses mengembangkan kawasan industri Suryacipta City of Industry di Karawang, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melalui anak usahanya PT Suryacipta Swadaya telah meluncurkan kawasan Subang Smartpolitan.

Kawasan ini bukan hanya sekadar kawasan industri tetapi dirancang menjadi  kawasan kota mandiri dengan konsep smart & sustainable city.

Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjadja, mengatakan Subang Smartpolitan akan dibangun bangun kota mandiri berkualitas yang selaras dengan visi perusahaan yakni Building a Better Indonesia.


Kawasan ini akan menjadi kota modern penuh kreatifitas yang memberikan kontribusi bukan hanya pada kota Subang tetapi juga untuk Indonesia.

Baca Juga: Bisnis pergudangan Surya Semesta Internusa (SSIA) cenderung stabil

“Subang Smartpolitan menyediakan infrastruktur berbasis IoT di mana perencanaannya mengedepankan teknologi dan sistem perkotaan yang efisien dan terintegrasi, sehingga Subang Smartpolitan bisa menjadi contoh ideal bagi pengembangan kota mandiri selanjutnya di Indonesia,” kata Johannes dalam keterangan resminya, Rabu (23/12).

Sementara Abednego Purnomo selaku VP Sales & Marketing Surya Semesta Internusa, menjelaskan sustainable berarti pengembangan mengarah pada prinsip ramah lingkungan dan sekaligus menjadi investasi yang berkesinambungan.

Selama 31 tahun mengembangkan Suryacipta City of Industry di Karawang, SSIA telah  mengadopsi teknologi terkini guna mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam berinvestasi.

"Sebagai contoh di mana nantinya investor dapat memonitor dan mengontrol operational di Subang Smartpolitan dari kantor mereka di Jakarta, atau bahkan dari kantor pusat mereka di negara asal,” jelas Abednego.

Subang Smartpolitan juga menerapkan konsep ramah lingkungan (green technology) seperti pengolahan limbah cair Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang dimonitor secara  ketat sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan akibat aktivitas industri di Subang Smartpolitan.

Abednego menambahkan, untuk limbah cair akan diolah di WWTP hingga limbah yang dikembalikan ke alam sudah dipastikan aman. Untuk limbah padat atau limbah B3 (mengandung zat beracun/berbahaya) akan diserahkan pada pengelola limbah terakreditasi dan bersertifikat, sedangkan limbah rumah tangga akan diangkut oleh petugas kebersihan.

Subang Smartpolitan akan dikembangkan di atas lahan 2,700 Hektare (ha). Tahap pertama akan dikembangkan 400 Ha yang akan mencakup kawasan industri, residensial serta komersial (pendidikan, rumah sakit dan hotel) sehingga menjadikan kawasan ini sebagai cikal bakal kota mandiri masa depan yang tepat untuk aktivitas bekerja, tinggal, belajar serta hiburan.

VP Investor Relations & Corporate Communications SSIA, Erlin Budiman, mengatakan  pengembangan tahap pertama ini bakal rampung dalam waktu lima tahun.

“Ada 2 rumah sakit yang sedang dalam tahap penjajakan, selain itu juga akan dibangun shopping mall, factory outlet, fasilitas hiburan dan olahraga. Dalam kawasan juga akan terdapat danau dan suasana asri dari pepohonan dan taman yang menambah nyaman suasana," katanya.

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) bersiap mengembangkan akses jalan tol Patimban

Subang Smartpolitan merupakan pelopor di Rebana Metropolitan, yang memiliki akses langsung melalui tol Cipali, Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, serta kereta cepat yang bisa dijangkau dengan mudah dari Jakarta.

Pembangunan akses tol dari KM 89 Cipali menuju kawasan Subang Smartpolitan yang juga membuka akses langsung ke Pelabuhan Patimban akan dirampungkan pada tahun 2024.

Sejumlah investor dari berbagai industri sudah menyatakan tertarik mengembangkan bisnis di Subang Smartpolitan. Ditargetkan di kawasan tersebut akan hadir perusahaan dari sektor otomotif, consumer goods, pharma & medical equipment, high precision industries, IT, data services, logistic, warehouse, dan sebagainya.

“Berkaca dari pengalaman di Suryacipta City of Industry, perusahaan yang mengisi kawasan industri kami 70% dari perusahaan multinasional dan sisanya perusahaan nasional,” pungkas Erlin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto