Surya Toto (TOTO) dan Surya Pertiwi (SPTO) menebar dividen, mana yang lebih menarik?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) bakal menebar dividen interim tahun buku 2019. TOTO membagikan dividen dengan total Rp 30,96 miliar atau Rp 3 per saham.

Dengan harga penutupan saham TOTO pada Rabu (13/11) pada level Rp 298 per saham, maka yield dividen interim Surya Toto ini sebesar 1%.

Selain TOTO, PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) juga akan membagikan dividen interim sebesar Rp 20 per saham untuk tahun buku 2019. Harga saham SPTO pada penutupan perdagangan Rabu (13/11) ada di level Rp 975 per saham. Maka yield dividen emiten ini sebesar 2,05%. Keduanya akan membagi dividen dengan tanggal cum dividen pekan depan.


Baca Juga: Surya Pertiwi (SPTO) menebar dividen interim, catat jadwalnya

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, investor dapat menghitung potensi keuntungan yang mereka dapat dengan melihat besarnya yield dividen. Apabila melihat dari segi dividend yield SPTO memiliki prospek lebih baik ketimbang TOTO. “Begitu juga dari sisi valuasi SPTO lebih baik dari TOTO,” kata Sukarno, Rabu (13/11).

Namun, dia menilai yield dividen 1% hingga 2% kurang menarik lantaran masih di bawah tingkat suku bunga saat ini. Menurut Sukarno, yield dividen akan menarik jika tingkat keuntungan yang dihasilkan di atas tingkat suku bunga, pun sebaliknya.

Lebih lanjut Sukarno bilang investor jangka panjang perlu memperhatikan kinerja perusahaan dan tren harga sahamnya. “Karena dengan tren harga yang turun, misalkan dividend yield hanya 2% tapi kemungkinan harga bakal turun jauh lebih dalam, perlu hati-hati,” ujarnya.

Baca Juga: Surya Toto Indonesia (TOTO) akan bagi dividen interim, simak jadwalnya

Sukarno merekomendasikan investor wait and see untuk saham SPTO dan TOTO lantaran belum ada sinyal pergerakan harga. Sedangkan dari valuasi harga, SPTO masih lebih murah. Pun dari segi likuiditas, SPTO masih lebih bagus dari TOTO.

Di lain sisi, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat kedua saham masih cukup menarik. Terlebih, keduanya masih mencatatkan laba.

Editor: Wahyu T.Rahmawati