JAKARTA. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengaku heran dengan hasil survei yang kembali menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Menurutnya, kinerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota belum terbukti. Ia mengatakan, seseorang bisa terkenal karena dua hal. Pertama, karena pemikirannya. Ia mencontohkan Gus Dur. Kedua, seseorang bisa terkenal karena karya nyatanya seperti yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. “Nah, kira-kira menurut Anda, Jokowi kenapa dia terkenal? Saya sendiri bertanya-tanya,” ujar Menteri Agama ini, saat berbincang dengan Kompas.com, di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (8/1/2014). Suryadharma menilai, Jokowi belum menunjukkan karya monumental layaknya Ali Sadikin. Ia mengatakan, tak akan heran elektabilitas Jokowi melejit jika kader PDI Perjuangan itu sudah mengatasi persoalan klasik Ibu Kota seperti banjir dan macet. “Kalau ada hasil yang monumental dari Jokowi, PPP bakal ada di depan. Jokowi selalu teratas, itu tidak bisa terbantahkan. Tapi kami bingung dengan survei-survei ini,” katanya. Ia menambahkan, seharusnya elemen survei juga menanyakan faktor apa yang menyebabkan responden memilih Jokowi. “Apakah ada pertanyaan soal efektivitas Jokowi memimpin? Ini Indonesia loh. Saya rasa, Jokowi bisa dinilai setelah lima tahun memimpin DKI Jakarta,” kata Suryadharma. Jokowi kian melejit Dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Desember 2013, elektabilitas Jokowi terus meningkat hingga 43,5 persen. Tingkat dukungan terhadap Jokowi dari bulan Desember 2012 terus meningkat.
Suryadharma heran, mengapa Jokowi bisa melejit?
JAKARTA. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengaku heran dengan hasil survei yang kembali menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Menurutnya, kinerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota belum terbukti. Ia mengatakan, seseorang bisa terkenal karena dua hal. Pertama, karena pemikirannya. Ia mencontohkan Gus Dur. Kedua, seseorang bisa terkenal karena karya nyatanya seperti yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. “Nah, kira-kira menurut Anda, Jokowi kenapa dia terkenal? Saya sendiri bertanya-tanya,” ujar Menteri Agama ini, saat berbincang dengan Kompas.com, di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (8/1/2014). Suryadharma menilai, Jokowi belum menunjukkan karya monumental layaknya Ali Sadikin. Ia mengatakan, tak akan heran elektabilitas Jokowi melejit jika kader PDI Perjuangan itu sudah mengatasi persoalan klasik Ibu Kota seperti banjir dan macet. “Kalau ada hasil yang monumental dari Jokowi, PPP bakal ada di depan. Jokowi selalu teratas, itu tidak bisa terbantahkan. Tapi kami bingung dengan survei-survei ini,” katanya. Ia menambahkan, seharusnya elemen survei juga menanyakan faktor apa yang menyebabkan responden memilih Jokowi. “Apakah ada pertanyaan soal efektivitas Jokowi memimpin? Ini Indonesia loh. Saya rasa, Jokowi bisa dinilai setelah lima tahun memimpin DKI Jakarta,” kata Suryadharma. Jokowi kian melejit Dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Desember 2013, elektabilitas Jokowi terus meningkat hingga 43,5 persen. Tingkat dukungan terhadap Jokowi dari bulan Desember 2012 terus meningkat.