Susi Air perbanyak rute di Sumatra



JAKARTA. Meski cuma mengoperasikan pesawat berkapasitas kecil, hal itu tak menyurutkan langkah PT ASI Pudjiastuti Aviation untuk menjadi maskapai yang menghubungkan pelosok Tanah Air.

Susi Pudjiastuti, pemimpin ASI Pudjiastuti Aviation, pengelola Susi Air, menargetkan maskapainya bisa mendarat di seluruh bandara yang ada di pulau Sumatra pada tahun ini. "Sekarang ada enam bandara sampai sembilan bandara di Sumatra yang belum kami terbangi. Saya targetkan, Sumatra bisa selesai tahun ini,” kata Susi akhir pekan lalu.

Menurut Susi, potensi pasar di kawasan Sumatra masih cukup bagus. Selain oleh masyarakat setempat, wilayah tersebut juga banyak didatangi turis yang ingin berselancar. Misalnya di Simeulue (Aceh), Pulau Batu (Sumatra Utara), dan Krui, Lampung. Tahun lalu, tercatat ada sekitar 15.000 turis-17.000 turis ke wilayah barat Sumatra.


Guna mewujudkan ambisi ini, Susi Air telah membeli empat pesawat Dornier 228-202 bekas secara leasing dari Kanada. Adapun harga pembelian pesawat buatan Jerman ini sekitar € 7,5 juta per unit.

Dengan kapasitas angkut 19 penumpang, Dornier bisa dimanfaatkan untuk menggantikan pengoperasian pesawat Caravan berkapasitas 12 penumpang. Nantinya, bila Dornier sudah bisa beroperasi,  Caravan bisa dipindah untuk membuka rute baru.

Meski pemesanan Dornier sudah tahun lalu, hingga ini baru satu pesawat yang datang. Tahap awal, satu pesawat ini bakal melayani rute Jakarta – Cilacap. Jika tak ada aral melintang, penerbangan perdana pesawat ini bisa terlaksana pekan depan. Kemudian, pesawat Caravan yang melayani rute tersebut bakal ditarik melayani rute Semarang ke Karimunjawa atau dari Surabaya ke Bawean, Jember, dan Sumenep.

Tak hanya menyambungkan pulau di Indonesia, tahun ini, Susi Air juga berencana membuka penerbangan dari sisi timur Sumatra ke Singapura dengan menggunakan Caravan. Rute dari Jambi atau Pekanbaru ke Singapura bisa memangkas biaya karena tak harus transit ke Jakarta. "Kami berusaha mendapat keringanan handling," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan