JAKARTA. Maraknya kecelakaan yang melanda pesawat Susi air dalam dua tahun belakangan ini tidak membuat PT Susi ASI Pudjiastuti Aviation, pemilik maskapai Susi Air jera bermain berbisnis penerbangan rute perintis. “Kami tetap berkomitmen layani rute perintis,” kata Susi Pudjiastuti, Presiden Direktur Susi Air kepada KONTAN, Selasa (1/5). Perlu diketahui, 25 April lalu, kecelakaan kembali terjadi pada salah satu pesawat Susi Air. Saat itu, pesawat Susi Air hilang kontak saat melintasi perbatasan Kutai Kertanegara dan Kutai Barat. Sehari Kemudian, pesawat ditemukan di bibir jurang Desa Ritan, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan dua awak di dalamnya dalam kondisi tewas.. Kecelakaan ini merupakan yang ketiga kalinya melanda armada Susi Air. Sebelumnya, pesawat mereka telah dua kali jatuh di Papua. Peristiwa nahas itu terjadi 9 September dan 23 November 2011. Total sudah empat pilot dan copilot Susi Air yang tewas akibat ketiga kecelakaan tersebut. Seluruh pilot dan kopilot berkewarganegaraan asing. Kecelakaan itu, membuat operasional penerbangan Susi Air terganggu. Hingga, proses evaluasi selesai, semua pesawat jenis Pilatus Porter masuk hanggar alias diperiksa ulang.
Susi Air tetap fokus garap rute perintis
JAKARTA. Maraknya kecelakaan yang melanda pesawat Susi air dalam dua tahun belakangan ini tidak membuat PT Susi ASI Pudjiastuti Aviation, pemilik maskapai Susi Air jera bermain berbisnis penerbangan rute perintis. “Kami tetap berkomitmen layani rute perintis,” kata Susi Pudjiastuti, Presiden Direktur Susi Air kepada KONTAN, Selasa (1/5). Perlu diketahui, 25 April lalu, kecelakaan kembali terjadi pada salah satu pesawat Susi Air. Saat itu, pesawat Susi Air hilang kontak saat melintasi perbatasan Kutai Kertanegara dan Kutai Barat. Sehari Kemudian, pesawat ditemukan di bibir jurang Desa Ritan, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan dua awak di dalamnya dalam kondisi tewas.. Kecelakaan ini merupakan yang ketiga kalinya melanda armada Susi Air. Sebelumnya, pesawat mereka telah dua kali jatuh di Papua. Peristiwa nahas itu terjadi 9 September dan 23 November 2011. Total sudah empat pilot dan copilot Susi Air yang tewas akibat ketiga kecelakaan tersebut. Seluruh pilot dan kopilot berkewarganegaraan asing. Kecelakaan itu, membuat operasional penerbangan Susi Air terganggu. Hingga, proses evaluasi selesai, semua pesawat jenis Pilatus Porter masuk hanggar alias diperiksa ulang.