KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan pengusaha yang mengharapkan pemerintah melarang ekspor ikan secara gelondongan agar dapat menyurati Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Tolong untuk mereka yang ingin menyetop ekspor ikan gelondongan, saya minta surat dari pengusaha," kata Susi Pudjiastuti di Jakarta, Senin (12/2). Menurut Susi, hal tersebut juga terkait dengan ekspor dari Sulawesi Utara ke Thailand yang ditengarai naik hingga 800 % tahun lalu.
Padahal, lanjutnya, banyak pengusaha perikanan di Bitung (Sulut) yang mengaku merasakan kekurangan bahan baku stok perikanan. "Kenapa di Bitung masih ada yang teriak (kekurangan bahan baku), tetapi ekspor ke Thailand meningkat," tanyanya. Ia mengungkapkan, saat ini masih ditemukan adanya kapal yang mematikan VMS (sistem monitoring kapal) saat pergi ke kawasan perbatasan, yang diduga hal itu karena ingin melakukan alih muatan dengan kapal lain untuk dibawa ke luar Indonesia. Untuk itu, ujar dia, pada tahun depan bagi mereka yang mematikan VMS agar benar-benar surat izin penangkapan ikannya tidak lagi diperpanjang, sebagai upaya guna mengatasi aktivitas penangkapan ikan ilegal. "Sekarang ini banyak yang diam-diam kirim (ke luar negeri). Kapal pun juga bisa diam-diam kabur," paparnya. Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengingatkan bahwa saat ini kondisi pasar perikanan dunia sedang berkurang pasokan ikannya. Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyoroti perlambatan kinerja sektor perikanan khususnya ekspor komoditas dan produksi perikanan nasional. "Realisasi produksi perikanan tahun 2015 mencapai 10,87 juta ton, sementara targetnya adalah 13,6 juta ton. Juga pada 2017, realisasi produksi adalah 9,91 juta ton sedangkan targetnya pada angka 16,04 juta ton," kata Ketua Departemen Kajian Strategis KNTI Niko Amrullah. Sementara untuk realisasi ekspor perikanan nasional, lanjut Niko, pada tahun 2016, realisasi hanya mencapai sekitar 3,78 miliar dollar AS dari target 6,82 miliar dollar, sedangkan untuk tahun 2017, realisasi ekspor hanya mencapai 3,17 miliar dollar dari target 7,62 miliar dollar.
Sebagai pembanding, lanjutnya, ekspor perikanan Vietnam mencapai dua kali lipat dari Indonesia, padahal Indonesia memiliki panjang garis pantai 30 kali lipat lebih panjang dan juga mempunyai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang luasnya tiga kali lebih luas dari Vietnam. Sebagaimana diwartakan, lembaga Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mengingatkan angka impor perikanan ternyata tumbuh melebihi ekspor sehingga hal tersebut harus diperhatikan oleh KKP. Peneliti DFW Indonesia Nilmawati memaparkan, pertumbuhan ekspor perikanan pada 2017 mencapa 8,7 % dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi pertumbuhan impor pada periode yang sama ternyata mencapai 14,4 %. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto