JAKARTA. Belum genap sebulan menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti sudah melakukan sejumlah terobosan. Salah satunya moratorium izin kapal besar. Bahkan Susi optimis pendapatan sektor perikanan dan kelautan bisa menggantikan sektor Migas. "Saya sekarang hanya untuk mengatasi kapal asing yang seenaknya menangkap ikan. Kalau kita integrasikan dan kontrol semuanya, saya yakin laut ini salah satu pengganti migas," ujar Susi di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (7/11). Susi yakin garis pantai Indonesia terpanjang kedua sedunia, jika dikelola baik akan memberikan pendapatan negara bakal terwujud. Ia mencontohkan, pantai Pangandaran seluas 81 kilometer masih bisa ekspor senilai US$ 20-30 juta. Menurutnya, jika penghasilan petani Pangandaran dikalikan dengan total seluruh panjang pantai Indonesia, bisa dibayangkan hasilnya. Sehingga ia mendukung pemberdayaan nelayan kecil dengan membebaskannya membayar retribusi untuk kapal di bawah 10 gross ton (GT). "Target dapat tercapai dan nelayan Indonesia semakin sejahtera, karena kunci dari semuanya ada di nelayan," sambung pengusaha maskapai Susi Air itu. (Taufik Ismail)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Susi yakin hasil laut bisa gantikan migas
JAKARTA. Belum genap sebulan menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti sudah melakukan sejumlah terobosan. Salah satunya moratorium izin kapal besar. Bahkan Susi optimis pendapatan sektor perikanan dan kelautan bisa menggantikan sektor Migas. "Saya sekarang hanya untuk mengatasi kapal asing yang seenaknya menangkap ikan. Kalau kita integrasikan dan kontrol semuanya, saya yakin laut ini salah satu pengganti migas," ujar Susi di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (7/11). Susi yakin garis pantai Indonesia terpanjang kedua sedunia, jika dikelola baik akan memberikan pendapatan negara bakal terwujud. Ia mencontohkan, pantai Pangandaran seluas 81 kilometer masih bisa ekspor senilai US$ 20-30 juta. Menurutnya, jika penghasilan petani Pangandaran dikalikan dengan total seluruh panjang pantai Indonesia, bisa dibayangkan hasilnya. Sehingga ia mendukung pemberdayaan nelayan kecil dengan membebaskannya membayar retribusi untuk kapal di bawah 10 gross ton (GT). "Target dapat tercapai dan nelayan Indonesia semakin sejahtera, karena kunci dari semuanya ada di nelayan," sambung pengusaha maskapai Susi Air itu. (Taufik Ismail)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News