Susi tantang para pakar kelautan yang meragukannya



JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menantang orang-orang yang menyangsikan kemampuannya memimpin kementerian di sektor bahari itu. 

Hal itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan awak media, apakah Susi berencana menggandeng para pakar kelautan yang di beberapa media, meragukan kemampuan wanita berijazah SMP itu. 

"Kalau kesombongan mereka itu bisa dibuktikan, saya akan ajak kerjasama," tegas Susi dalam konferensi pers, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (28/10/2014).


Sejurus kemudian, Susi mengatakan, akan lebih memilih menggandeng orang-orang lama di KKP, jika para pakar atau ahli kelautan yang mencibir latarbelakang akademiknya itu tidak dapat membuktikan kepakaran mereka. "Kalau cuma koar-koar saja, saya kira di KKP ini banyak orang yang sudah bekerja, and they are very excellent," ucap Susi lagi.

Sebelumnya, banyak pihak menyangsikan bahwa Susi bisa melakoni jabatannya sebagai Menteri KKP, disebabkan latarbelakang akademiknya yang hanya lulusan SMP. Pakar ilmu kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin, salah satunya yang meragukan Susi.

Dia mengatakan, posisi-posisi menteri strategis yang terkait pengembangan kemaritiman dalam Kabinet Kerja Jokowi diisi oleh orang yang tidak tepat. Pengangkatan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, misalnya, dinilai Muslim tidak tepat. Susi memang sukses dalam mengembangkan industri pengolahan hasil laut serta transportasi antar-pulau. Namun, menurut Muslim, itu tak cukup.

"Ngaco mengangkat Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Sukses menjadi pengusaha ikan bukan berarti bisa memimpin KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," ungkap Muslim kepada Kompas.com, Senin (27/10/2014).

Muslim mempertanyakan apakah Susi paham mengenai teknologi kelautan, marine products economics, coastal processes, dan underwater technology. Menurut Muslim, kepakaran Susi hanyalah tentang penangkapan dan penjualan ikan. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa