JAKARTA. Penghentian sementara penambahan nasabah baru layanan pengelolaan kekayaan atau wealth management sepanjang Mei lalu, tak membuat industri ini lesu. Cerita penggelapan dana ala Melinda Dee, relationship manager Citibank, dan peningkatan pengawasan oleh Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap transaksi di perbankan, juga tak mempengaruhi minat nasabah. Beberapa bank menyatakan, setelah mendapat izin memasarkan kembali dari Bank Indonesia, nasabah langsung berdatangan. Bank Central Asia (BCA) misalnya, mengaku mendapatkan nasabah baru di luar kebiasaan. Susana Suhandi, Kepala Divisi High Net Worth Individual (HNWI), unit Wealth Management BCA, mengatakan usai suspensi lalu, jumlah nasabah dan dana kelolaan layanan meningkat lebih tinggi dari biasanya. Sang pemicu, banyak nasabah baru yang belum bisa bergabung pada Mei lalu.
Susana mengatakan, layanan HNWI, yang memiliki dana kelolaan minimal Rp 2 miliar, mendapat tambahan 20 nasabah baru pada periode Juni 2011. Biasanya, di saat normal, produk ini hanya menggaet lima-tujuh orang nasabah baru. "Calon nasabah baru ini sekarang sedang diproses, karena kami mau mematuhi aturan know your customer (KCY)," katanya, kepada KONTAN, Minggu (3/7). Menurut dia, dengan tambahan ini, jumlah nasabah HNWI BCA akan mencapai 230 orang. Sementara, dana kelolaan nasabah HNWI meningkat dari Rp 1,4 triliun per akhir Mei 2011 menjadi Rp 1,7 triliun pada akhir Juni 2011. Susana mengatakan, permintaan nasabah akan layanan premium ini bakal tetap tinggi, meskipun sempat tercoreng kasus pembobolan. Maklum, nasabah tajir sangat membutuhkan produk wealth management. Ia juga meyakini, pertumbuhan nasabah tajir ini juga terjadi di bank lain.