Suspend di Buka, Saham FREN Melejit 69,01%



JAKARTA. Kejutan datang dari PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN). Setelah saham perdagangannya sempat dihentikan sementara (suspend) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/8), hari ini, harga saham Mobile-8 naik tajam 69,01% dan berada di level Rp 120. Padahal, pada Senin (25/8) lalu, harga saham operator CDMA ini masih bertengger Rp 71 per saham.

Penyebab kenaikan ini dipicu adanya rumor tentang penjualan 15,81% saham Mobile-8 di harga Rp 143 per saham pada awal Agustus lalu. Memang, sebelumnya, dalam surat tertanggal 11 Agustus, Group President & CEO Mediacom Hary Tanoesoedibjo mengatakan, penjualan ini dilakukan agar Mobile-8 bisa lebih fokus di bidang media dan content. "Di samping itu, Mediacom berniat mengembangkan bisnis TV berlangganannya di bawah PT MNC Sky Vision (Indovision)," ujarnya.

Berdasarkan rumor yang beredar, emiten berkode saham FREN ini berniat menjual 15,81% sahamnya kepada PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Namun, kemarin, hal itu sudah dibantah oleh Direktur FREN Anthony C Kartaviria. Ia menegaskan, BMTR selaku induk perusahaan, memang telah melepas saham FREN ke beberapa pemodal. Namun, dia membantah telah melepasnya ke PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). "Pembelinya adalah beberapa pemodal dan bukan BTEL," tukasnya dalam surat keterbukaan informasi kepada BEI kemarin (26/8) di Jakarta. Sayang, Kartaviria tidak menyebut siapa pemodal tersebut.


Terkait hal tersebut, Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito menegaskan, bahwa tidak ada pembicaraan tentang konsolidasi antara FREN dan BTEL. "Mereka juga membantah melalui keterbukaan informasi yang sudah ada. Ada dua keterbukaan yang mereka kasih." terang Eddy hari ini (27/8) di Jakarta.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rinaldi Firmansyah mengaku tidak tertarik dengan saham FREN. "Belum punya rencana beli FREN meskipun ekspansi kami sempat tersendat pada tahun lalu karena ada perusahaan frekuensi di Jakarta dan Jawa Barat," tandasnya. Namun, dia memastikan TLKM tetap akan melaksanakan akusisi dalam waktu dekat. Rinaldi bilang, akuisisi itu tidak dilakukan terhadap teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). "Kami punya rencana untuk perkuat layanan teknologi informasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie