Suspensi dicabut, saham Multipolar (MLPL) kembali melejit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka gembok suspensi saham PT Multipolar Tbk (MLPL). Suspensi dibuka mulai perdagangan sesi pertama hari ini (16/6).

Saham MLPL pun kembali menguat setelah suspensi dicabut. Hingga berita ini diturunkan, saham MLPL naik 40 poin atau 5,93% ke level Rp 710 per saham.

Sebelumnya, BEI melakukan suspensi perdagangan saham MLPL sejak 8 Juni lalu. Peningkatan harga kumulatif yang signifikan menjadi alasan suspensi tersebut.


Pembukaan suspensi bertepatan dengan momen MLPL yang belum berhenti menginkubasi perusahaan berbasis teknologi digital. Perusahaan milik Grup Lippo ini rupanya baru saja membenamkan kembali investasinya ke perusahaan digital health, Prixa.

Prixa, salah satu investasi yang dimiliki oleh Venturra Capital melalui Venturra Discovery telah berhasil melakukan pendanaan seri A sebesar sebesar US$ 3 juta. Pendanaan ini dilakukan oleh MDI Ventures dan Trans Pacific Technology Fund serta dengan penyertaan kembali dari investor sebelumnya, yakni Siloam Hospitals Group. 

Baca Juga: Multipolar (MLPL) siapkan anggaran Rp 425 miliar untuk buyback saham  

 
MLPL Chart by TradingView

Pendanaan tersebut sekaligus membawa Prixa ke total pendanaan US$ 4,5 juta sejak 2019. "Pendanaan seri terbaru ini akan membawa Prixa untuk meningkatkan skala platform dan basis konsumen," ujar CEO Prixa, James Roring dalam keterangan tertulis belum lama ini.

Prixa merupakan healthtech yang berfokus pada B2B model dan berpartner dengan healthcare player seperti perusahaan asuransi dan rumah sakit. Melalui konsumen B2B, Prixa saat ini melayani lebih dari 10 juta pasien.

Platform Prixa sendiri mencakup layanan digital health untuk menjawab pertanyaan pasien, telemedicine, konsultasi, pengiriman obat dan on-demand lab diagnostics.

"Salah satu perbedaan yang dimiliki Prixa adalah Prixa mampu mengurangi outpatient claims dan downstream inpatient cost yang harus dibayar oleh pihak asuransi atau pasien," jelas James.

Selanjutnya: Harga CPO kembali ambles 2%, terseret pelemahan harga minyak kedelai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari