KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia berpeluang jadi negara berikutnya yang melarang impor makanan laut dari Jepang. Larangan ini tentu berkaitan dengan keputusan Jepang yang membuang limbah PLTN ke laut. Pengawas keamanan pangan Rusia Rosselkhoznadzor pada hari Selasa (26/9) mengatakan pihaknya telah membahas masalah makanan laut Jepang ini dengan mitranya dari China. Selain Jepang, Rusia juga menjadi salah satu pemasok produk kelautan terbesar ke China. Moskow pun berupaya meningkatkan pangsa pasarnya setelah Beijing menutup pintu masuk untuk Tokyo.
Baca Juga:
PM Jepang Santap Seafood Fukushima, Tepis Kekhawatiran Atas Limbah Nuklir Rusia mengekspor 2,3 juta metrik ton produk laut pada tahun 2022 yang nilainya sekitar US$6,1 miliar. China, Jepang, dan Korea Selatan merupakan importir terbesar. Rosselkhoznadzor menyadari adanya potensi kontaminasi radioaktif pada makanan laut yang dikirim dari Jepang, meski Tokyo telah meyakinkan dunia bahwa limbah yang dibuang telah aman dan bebas dari ancaman kesehatan. "Mempertimbangkan kemungkinan risiko kontaminasi radiasi pada produk, Rosselkhoznadzor sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk bergabung dengan China. Keputusan akhir akan diambil setelah negosiasi dengan pihak Jepang," kata Rosselkhoznadzor, dikutip
Reuters. Rosselkhoznadzor menambahkan, pihaknya sepanjang tahun ini telah mengimpor 118 ton makanan laut Jepang
Baca Juga: Sikap Anti-Jepang di China Menguat Pasca Pembuangan Limbah PLTN Fukushima ke Laut Sementara itu, Jepang mengatakan pihaknya yang terkait akan meneliti pernyataan Rusia tentang impor makanan laut tersebut. Untuk saat ini, Jepang meminta Rusia untuk terbuka dengan hasil uji ilmiah tentang keamanan limbah yang mereka lepaskan ke laut. "Kami sangat meminta Rusia untuk bertindak berdasarkan bukti ilmiah. Air (limbah) aman setelah diolah untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, radionuklida yang sulit dipisahkan dari air," kata juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, hari Rabu (27/9). Matsuno menambahkan, Rusia merupakan anggota dari tim ahli yang dibentuk oleh Badan Energi Atom Internasional atau
International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk mengelola radiasi PLTN Fukushima, dan pada bulan Juli lalu memberikan izin kepada Jepang untuk membuang limbah ke laut.
Baca Juga:
Jepang Resmi Adukan China ke WTO Terkait Larangan Impor Seafood Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pada hari Senin (25/9) merilis hasil pengujian terhadap air laut di sekitar Fukushima yang diambil pada 19 September lalu. Hasilnya, air menunjukkan konsentrasi tritium berada di bawah batas bawah deteksi di 11 titik pengambilan sampel, namun kementerian memastikan kadar itu tidak akan berdampak buruk pada air laut, lingkungan, dan kesehatan manusia. Sejalan dengan itu, Rusia sebenarnya juga tidak mendeteksi adanya kelainan pada sampel laut yang digunakan untuk pengujian di wilayah Rusia yang relatif dekat dengan tempat pembuangan air limbah PLTN Fukushima.