Susunan Perbankan Beraset Besar Berubah, Ini Saham Bank Besar Jagoan Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati posisi 10 bank besar secara aset mengalami sedikit perubahan di penghujung tahun, analis tetap menjagokan empat top bank. BSI (BRIS) menjadi bank nomor enam membalap aset Bank CIMB Niaga (BNGA) secara bank only.

Namun, bila secara konsolidasi, aset bank CIMB Niaga yang sebesar Rp 306,75 triliun  pada 2022 masih lebih besar dibandingkan BSI yang sebesar Rp 305,75 triliun. Sedangkan posisi lima besar masih diduduki oleh bank yang sama, Bank Mandiri (BMRI) yang sebesar Rp 1.992,54 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp 1.865,63 triliun, Bank Central Asia (BBCA) sebesar Rp 1.314,73 triliun, Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp 1.029,83, hingga Bank Tabungan Negara (BBTN) Rp 402,14 triliun. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani memaparkan secara fundamental, dari 10 bank besar paling solid masih diduduki oleh empat bank dengan nilai pasar paling besar, yakni BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. 


Baca Juga: Kata Erick Thohir, BSI Kini Jadi Bank Terbesar Keenam Menyalip CIMB Niaga, Benarkah?

“Valuasinya yang masih murah, under-valued dibandingkan dengan rata-rata emiten perbankan padahal saham mereka blue chip big cap. Selain itu Liquidity Coverage Ratio (LCR) mereka mengalami tren kenaikan sejak covid serta loan at risk LAR yang rendah dan mengalami tren penurunan sejak covid,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/2).

Keempat bank besar ini juga memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih rendah. Rata-rata di bawah 5% dan sangat manageable untuk bank besar yang mempunyai basis aset yang besar. 

“Pada dasarnya fundamentalnya kuat solid yaitu laba bersih aset base yang tumbuh konsisten. Selain itu, valuasi yang masih rendah untuk big capsnya akan mendorong emiten perbankan terutama yang top 4 tahun ini,” tambahnya. 

Ia merekomendasikan buy untuk empat top emiten perbankan itu. Ia memberikan target harga BBCA di level Rp 9.400 dengan harga support Rp 8.400. Lalu, BMRI dengan target Rp 11.000 dengan harga support Rp 9.775. 

Kemudian, target BBNI di posisi Rp 9.900 dengan harga support Rp 8.700. Begitupun dengan BBRI dengan target harga Rp 5.200 dengan harga support Rp 4.690. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan dari jajaran 10 bank besar, BBRI, BMRI, BBNI, dan BNGA yang lebih menarik secara valuasi. Begitupun dengan fundamental keempat emiten bank itu lebih baik. 

“Tercermin dari total asetnya yang mendominasi dan ROA (return on asset )-nya pun juga leading. Likuiditasnya juga baik serta EPS (earning per share) growth-nya juga positif tentunya,” kata Nico kepada KONTAN, Rabu (22/2). 

Ia menyebut outlook untuk bank ini masih menantang seiring dengan kenaikan suku bunga dan ekspektasi masih akan naik untuk mencapai target inflasi level 2%. Hanya saja, kinerja emiten perbankan yang positif seiring dengan ekspansinya perusahaan masih membuka peluang yang baik bagi emiten perbankan di tahun ini. 

“Belum lagi kalau kita perhatikan, sustainability pemulihan ekonomi menunjang kinerja perbankan. Memang betul,meskipun fundamental ekonomi Indonesia membaik, disertai dengan stabilitas pemulihan ekonomi belum mampu menghilangkan ketidakpastian, namun dengan permintaan dalam negeri yang masih positif, hal ini mampu menjaga kinerja dari perbankan di masa yang akan datang,” tambahnya. 

Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe menilai hanya ada empat bank besar, BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Kendati demikian, ia menyebut berdasarkan price to book value (PBV), BBNI lah paling murah disusul BMRI

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Aset BSI Menyalip CIMB Niaga Jadi Bank Terbesar Ke-6, Ini Faktanya

Namun, ia menyebut BBRI dan BBCA bobotnya lebih besar ke IHSG. Sehingga, kalau IHGS mau  ke atas 7500 maka BBRI dan BBCA juga harus naik. Maka, kedua emiten bank ini harus  new high juga.

Sekedar informasi, Kementerian BUMN mengklaim PT Bank Syariah Indonesia Tbk berhasil menjadi bank terbesar keenam di tanah air. Lantaran, bank bersandi saham BRIS itu berhasil membalap aset Bank CIMB Niaga. 

"Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68% secara tahunan di akhir 2022," ujar Menteri BUMN Erick  Thohir dalam keterangan resmi pada pada Selasa (21/2).

Berdasarkan laporan keuangan BSI pada akhir 2022, aset bank syariah terbesar ini mencapai Rp 305,72 triliun. Sedangkan aset Bank CIMB Niaga (BNGA) secara konsolidasi mencapai Rp 306,75 triliun di penghujung tahun lalu.

Artinya, hingga tahun lalu, aset BSI masih berada di bawah Bank CIMB Niaga. Meskipun jarak kedua aset dari bank ini semakin menipis. 

Namun, secara bank only, aset Bank CIMB Niaga hanya Rp 301,51 triliun. Maklum, Bank CIMB Niaga memiliki anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance yang menjalankan bisnis pembiayaan. 

Nah, bila membandingkan aset BRIS sebesar Rp 305,72 trilun memang lebih besar dibandingkan aset BNGA secara bank only hanya Rp 301,51 triliun pada tahun lalu. Maka klaim Erick secara bank only, BSI menjadi bank terbesar keenam di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi