Susur Sungai Maron, amazon tersembunyi di Pacitan



KONTAN.CO.ID - PACITAN. Butuh inspirasi liburan di wilayah selatan? Pacitan bisa menjadi salah satu destinasi wisata pilihan. Kabupaten tempat kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini memiliki sejumlah tempat wisata yang sangat menarik.

Tak hanya pantai dan gua, wisata susur sungai juga ada di Pacitan. Nama destinasi wisata hits tersebut adalah Sungai Maron. Sungai Maron terletak di desa Dersono, Pringkuku, Pacitan. Kurang lebih membutuhkan waktu perjalanan sekitar satu jam dari kota Pacitan.

Perlu diingat untuk menuju ke lokasi ini Anda harus menggunakan kendaraan pribadi. Sebab tidak ada angkutan umum menuju ke lokasi. Jalanan menuju lokasi sudah sangat bagus, tapi disarankan menyiapkan mental karena jalanan cukup berliku.


Tapi semua itu terbayar lunas setelah Anda sampai lokasi. Keindahan pemandangan kebun kelapa yang menghiasi kanan kiri sungai menjadikan lokasi ini cukup eksotis. Udara saat Anda menyusuri sungai pun sejuk dan segar membuat rileks hati dan pikiran.

Untuk masuk ke lokasi ini, Anda akan dikenai biaya masuk Rp 5.000 per orang, biaya sewa perahu Rp 100.000 yang bisa digunakan maksimal lima orang dan biaya parkir mobil Rp 5.000 per kendaraan.

Banyak orang bilang, menyusuri Sungai Maron layaknya berada di Amazon versi lokal. Sejatinya tidak hanya pohon kelapa, banyak juga pohon rindang yang tumbuh di kanan kiri sungai.

Sampai di ujung perjalanan, Anda akan juga akan disajikan pertemuan sungai dan pantai bernama Ngiroboyo. Jika ingin bersandar Anda harus siapkan uang lagi untuk biaya masuk ke pantai Ngiroboyo sebesar Rp 5.000 per orang.

Pantai Ngiroboyo cukup unik lantaran ada pertemuan pasir pantai hitam yang berasal dari pasir besi dan pasir putih. Tak hanya bisa mampir di Pantai Ngiroboyo, pengunjung bisa menikmati beberapa tempat instagramable yang disiapkan oleh pengelola. 

Tidak dipungkiri media sosial menjadikan tempat ini cepat dikenal masyarakat, karena itu lokasi-lokasi instagramable menjadi tempat selfie paling sering dikunjungi warga. Padahal Sungai Maron dulunya hanya tempat lalu lalang perahu pengangkut hasil kebun kelapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi