Suzuki Marine gelar sea trial mesin Suzuki Outboard DF200A



KONTAN.CO.ID - MATARAM. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) melalui divisi mesin kapal Suzuki Marine melakukan sea trial mesin Suzuki Outboard DF200A di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan bagian edukasi dan sosialisasi keandalan mesin kapal 4 tak milik Suzuki Marine.

Gunardi Prakosa, Marine Deputy General Manager PT SIS menyebut kegiatan Seaventure yang berlangsung 23-24 September 2019 dijajal sepanjang Teluk Nara menuju Gili Trawangan. Kegiatan sea trial dilakukan di Pulau Lombok sebagai salah satu kawasan pariwisata yang potensial bagi Suzuki Marine.

"Kesempatan ini merupakan langkah persiapan kami untuk masuk ke dalam pasar Lombok dan sekitarnya, sehingga ke depannya kami siap mendukung kebutuhan industri maritim disini," ujarnya di Mataram, Senin (23/9).


Baca Juga: Hingga Agustus, Suzuki Marine catat pertumbuhan penjualan sebesar 19%

Asal tahu saja, saat ini Suzuki Marine telah memiliki total 10 dealer untuk produk mesin kapal. Tidak hanya itu, Suzuki Marine juga memiliki lebih dari 50 mitra penjualan lokal. Ke depan, dengan semakin besarnya potensi yang bisa digarap pihaknya terus mencari peluang untuk ekspansi.

"Sebenarnya tantangan kami itu tinggal penetrasi pasar saja. Mengenalkan (produk) ke market dan edukasi serta sosialisasi itu sih kuncinya," lanjutnya.

Misalnya produk DF200A yang dilengkapi dengan lean burn control system yang mampu memberikan efisiensi konsumsi bahan bakar. Selain itu juga ada fitur timing chain dengan self adjusting technology 2-stages gear reduction serta offset driveshaft untuk mendukung performa saat mengarungi lautan.

Selain performa mesin dan teknologi, DF200A juga menyematkan new multifunction gauge untuk memudahkan mengetahui informasi tachometer, memantau kecepatan dan kondisi bahan baka saat digunakan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pelaku industri bisnis transportasi laut, leisure dan pariwisata di Lombok.

Baca Juga: Begini dampak pengenaan PPnBM 3% terhadap LCGC menurut APM

"Orang-orang pariwisata seperti ini, penumpang-penumpangnya kalau pakai mesin 2 tak yang asapnya tebal itu tidak enak, mereka pasti tidak mau pakai itu. Apalagi bule, mereka ingin yang ramah lingkungan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .