KONTAN.CO.ID - Bandung, 22 November 2025 — Pameran SWANTHARA resmi dibuka di Selasar Sunaryo Art Space sebagai bagian dari perayaan empat dekade perjalanan Arsitektur Hijau, organisasi mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang sejak 1985 berfokus pada pendokumentasian arsitektur vernakular Indonesia. Pameran ini tidak hanya menghadirkan hasil dokumentasi dari berbagai ekspedisi, tetapi juga menawarkan ruang refleksi mengenai hubungan manusia, budaya, dan ruang di berbagai penjuru Nusantara. Nama SWANTHARA berasal dari gabungan kata Sanskerta: Sancaya (merajut), Swa (identitas), Antara (ruang), Nara (manusia), dan Samsthana (budaya). Secara makna, Swanthara menggambarkan ruang yang mempertemukan manusia dan budaya, sebuah pengingat bahwa arsitektur tidak hanya berupa bentuk fisik, tetapi juga cerminan cara hidup dan nilai-nilai suatu masyarakat. Di tengah arus globalisasi, modernisasi, dan homogenisasi bentuk bangunan, SWANTHARA mengingatkan pentingnya menjaga jati diri arsitektur Indonesia. Pameran ini membuka kembali pemahaman tentang bagaimana manusia, budaya, dan lingkungan membentuk ruang, serta bagaimana nilai-nilai tersebut tetap relevan untuk diolah dalam konteks masa kini.
SWANTHARA, Pameran 40 Tahun Arsitektur Hijau Merayakan Ruang dan Budaya Nusantara
KONTAN.CO.ID - Bandung, 22 November 2025 — Pameran SWANTHARA resmi dibuka di Selasar Sunaryo Art Space sebagai bagian dari perayaan empat dekade perjalanan Arsitektur Hijau, organisasi mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang sejak 1985 berfokus pada pendokumentasian arsitektur vernakular Indonesia. Pameran ini tidak hanya menghadirkan hasil dokumentasi dari berbagai ekspedisi, tetapi juga menawarkan ruang refleksi mengenai hubungan manusia, budaya, dan ruang di berbagai penjuru Nusantara. Nama SWANTHARA berasal dari gabungan kata Sanskerta: Sancaya (merajut), Swa (identitas), Antara (ruang), Nara (manusia), dan Samsthana (budaya). Secara makna, Swanthara menggambarkan ruang yang mempertemukan manusia dan budaya, sebuah pengingat bahwa arsitektur tidak hanya berupa bentuk fisik, tetapi juga cerminan cara hidup dan nilai-nilai suatu masyarakat. Di tengah arus globalisasi, modernisasi, dan homogenisasi bentuk bangunan, SWANTHARA mengingatkan pentingnya menjaga jati diri arsitektur Indonesia. Pameran ini membuka kembali pemahaman tentang bagaimana manusia, budaya, dan lingkungan membentuk ruang, serta bagaimana nilai-nilai tersebut tetap relevan untuk diolah dalam konteks masa kini.
TAG: