Swasembada sapi sebetulnya bisa menjadi peluang investasi yang menarik. Buktinya, beberapa perusahaan lokal sudah tertarik untuk memanfaatkan fasilitas KUPS yang disediakan pemerintah.
Perusahaan lokal yang sudah menyatakan minatnya untuk melahap KUPS misalnya PT Perkebunan Nusantara XXII di Jawa Timur dan PT Santosa Agrindo (Santori), perusahaan pembibitan sapi yang berlokasi di Lampung. Saat ini, Santori tengah mengajukan KUPS sebesar Rp 66 miliar ke BRI yang akan digunakan untuk melakukan pembibitan 5.000 ekor sapi. "Saat ini sudah tanda tangan kesepahaman, kami harapkan bisa mengucur dalam waktu dekat," ujar Asisten Presiden Direktur Santori, Dayan Antoni. Dayan mengatakan, saat ini plafon KUPS memang ditanggung oleh bank. Sehingga demi mengantisipasi resiko, bank memberlakukan KUPS layaknya kredit komersial yang membutuhkan agunan. Kepala Badan Karantina Departemen Pertanian, Syukur Iwantoro mengatakan, ketakutan bank dalam mengucurkan KUPS sebetulnya tak beralasan. Sebab, investasi di bidang pembibitan sapi memiliki resiko yang lebih kecil dibanding investasi kelapa sawit. "Kami akan meyakinkan bank yang konservatif, agar mereka berani mengucurkan KUPS," ujar Syukur. Di sisi lain, Menteri Pertanian mengakui, presentasi pemerintah ke negeri Kanguru soal swasembada sapi ternyata membawa hasil. Beberapa investor Australia menyatakan tertarik menernakkan duitnya di Indonesia. "Kami memang belum bicara angka dengan pihak Australia, namun sudah ada 14 kali working group di bidang pertanian," tutur Suswono. Setidaknya ada enam perusahaan peternakan Australia yang siap menancapkan bisnisnya di Indonesia. Keenam perusahaan yang telah meneken nota kesepahaman dengan Gabungan Pembibitan Sapi Indonesia (Gapsi) ialah North Australian Cattle Company, Wellard Exports, South East Asia Livestock, Consolidated Pastoral Company, Austrex, dan Landmark Global.
Gapsi juga melibatkan enam perusahaan lokal dalam kerjasama tersebut. Keenam perusahaan lokal antara lalin PT Santosa Agrindo, PT Agro Giri Perkasa, PT Lembu Jantan Perkasa, PT Kadila Lestari Jaya, PT Widodo Makmur, serta PT Bedikari United Livestock Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa