Swasta di Blok Mahakam masih misterius



JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur hingga kini masih bungkam perusahaan swasta yang akan mereka gandeng mengelola jatah saham di Blok Mahakam. Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, Pemprov Kaltim mendapat 10% saham, dan 9% harus membeli dari PT Pertamina.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Kaltim Amrullah  mengatakan, hingg kini,  pihaknya belum tahu kabar soal pihak swasta yang akan digandeng PT Migas Mandiri Pratama (MMP).

Sebab, keputusan siapa patner Migas Mandiri harus dibicarakan Gubernur Kaltim, Awang Faroek dan Menteri ESDM. "Jika Pemerintah mengizinkan swasta masuk, kami membuka kesempatan itu," jelasnya kepada KONTAN, Minggu (28/6).


Dia menerangkan, meski tidak ada pihak swasta, pihaknya telah menunjuk Migas Mandiri untuk mengelola jatah saham di Blok Mahakam. Perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) optimistis mampu mengelola sendiri. "Kami sudah siapkan BUMD ini kan tujuh tahun, pasti optimistis bisa," jelasnya.

Meskipun permintaan porsi saham menjadi 19%, dari semula hanya 10%. Namun ia optimistis, perusahaan tersebut memiliki skema keuangan yang mampu mengelola sendiri saham di Mahakam itu.

Saat ditanya perusahaan swasta yakni PT Yudhistira Bumi Energi (YBE) yang akan bekerjasama, ia mengaku belum mengetahui hal tersebut. "Yudhistira? Kami belum tahu, Kami serahkan kepada Pak Gubernur saja," tandasnya.

Direktur Utama PT Migas Mandiri Pratama Hazairin Adha mengklaim, hingga kini, belum ada perbincangan antara pihaknya dengan swasta untuk mengelola saham di Blok Mahakam. "Kalau pun tak ada swasta, kami mampu mengelola saham Blok Mahakam sendiri," tegasnya.

Meski Hazairin dan Amrullah membantah keberadaan Yudhistira dibalik MMP, namun dalam wawancara Hazairin seperti dikutip dari Tribun Kaltim, Senin 17 Maret 2014, Hazairin bilang, mungkin Yudhistira di bawah kelompok Alam Sutera. Namun tak jelas, apakah perusahaan properti PT Alam Sutera Realty Tbk, atau pemiliknya. Tapi, "Morgan Stanley di belakangnya," kata Hazairin.

Bukan afiliasi

Pada Rabu (8/4) Awang Faroek, bahkan pernah menyatakan, dirinya sudah meneken kerjasama antara MMP dengan Yudhistira tahun 2012. Penekenan kerjasama itu  sebagai upaya menyiapkan pengelolaan Mahakam. Ada empat kesepakatan yang disepakati. Yakni, Yudhistira menanggung investasi Mahakam, menanggung risiko bisnis, dan tidak akan menggadaikan saham Mahakam. Lalu bagi hasil Yudhistira 70% dan BUMD 30%.

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk Hendra Kurniawan menjelaskan, dirinya tidak pernah mendengar PT Yudhistira Bumi Energi (Kaltim), PT Usaha Tama Mandiri Nusantara (Jawa Tengah), dan PT Maluku Energi Nusantara (Maluku) masuk dalam Group Alam Sutera. "Saya gak pernah mendengar nama -nama itu. Itu perusahaan tambang ya?" tanya dia.

Saat ditanya apakah ada mungkin perusahaan itu terkait dengan salah satu anggota keluarga dpemilik Group Alam Sutera? Hendra mengatakan, kemungkinan itu bisa saja terjadi. "Tetapi pasti dalam group berbeda. Jadi saya tidak tahu menahu tentang perusahaan yang tergabung dalam  group perusahaan yang terafiliasi dengan Alam Sutera," tandas Hendra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto