JAKARTA. Tokoh lintas agama yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif memastikan tidak hadir dalam dialog Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tokoh lintas agama. Buya, panggilan akrab Syafii mengaku ada acara yang tidak bisa ditinggalkan di Yogyakarta."Saya tidak bisa hadir," ujar Syafii, Senin (17/1). "Saya sekarang di Yogya, ada acara yang tak bisa saya tinggalkan," sambungnya.Buya mengatakan, surat undangan dari istana bukan dialamatkan kepada dirinya. Menurutnya, surat tersebut justru diterima PP Muhammadiyah, pada Minggu (16/1) sore.Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pertemuan para tokoh lintas agama dengan Presiden SBY Senin malam nanti di Wisma Negara adalah dialog antara pemimpin formal dan informal di tubuh masyarakat. Pertemuan ini terkait dengan isu kebohongan pemerintah yang mencuat dari pertemuan para tokoh lintas agama di Muhammadiyah beberapa hari lalu.Sebagai Ketua Presidium Inter Religious Council(IRC) Indonesia, Din mengatakan dirinya berkeberatan mengirim surat resmi, karena untuk dialog seperti itu cukup komunikasi informal dari salah satu pihak. "Maka saya mengirim sms untuk kemungkinan dialog tersebut. Hal ini baik, karena segala persoalan bisa diselesaikan dengan dialog. Tapi tentu dialog yang dialogis dan akomodatif," katanya. Menurut Din, pertemuan tersebut merupakan kesempatan baik bagi para tokoh untuk menyampaikan langsung sikap dan pandangan mereka kepada Presiden SBY. "Tentang fakta-fakta kebohongan Pemerintah selama ini," tandasnya. (Yulis Sulistyawan/Tribunnews)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Syafii Maarif tak akan hadiri pertemuan dengan SBY
JAKARTA. Tokoh lintas agama yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif memastikan tidak hadir dalam dialog Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tokoh lintas agama. Buya, panggilan akrab Syafii mengaku ada acara yang tidak bisa ditinggalkan di Yogyakarta."Saya tidak bisa hadir," ujar Syafii, Senin (17/1). "Saya sekarang di Yogya, ada acara yang tak bisa saya tinggalkan," sambungnya.Buya mengatakan, surat undangan dari istana bukan dialamatkan kepada dirinya. Menurutnya, surat tersebut justru diterima PP Muhammadiyah, pada Minggu (16/1) sore.Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pertemuan para tokoh lintas agama dengan Presiden SBY Senin malam nanti di Wisma Negara adalah dialog antara pemimpin formal dan informal di tubuh masyarakat. Pertemuan ini terkait dengan isu kebohongan pemerintah yang mencuat dari pertemuan para tokoh lintas agama di Muhammadiyah beberapa hari lalu.Sebagai Ketua Presidium Inter Religious Council(IRC) Indonesia, Din mengatakan dirinya berkeberatan mengirim surat resmi, karena untuk dialog seperti itu cukup komunikasi informal dari salah satu pihak. "Maka saya mengirim sms untuk kemungkinan dialog tersebut. Hal ini baik, karena segala persoalan bisa diselesaikan dengan dialog. Tapi tentu dialog yang dialogis dan akomodatif," katanya. Menurut Din, pertemuan tersebut merupakan kesempatan baik bagi para tokoh untuk menyampaikan langsung sikap dan pandangan mereka kepada Presiden SBY. "Tentang fakta-fakta kebohongan Pemerintah selama ini," tandasnya. (Yulis Sulistyawan/Tribunnews)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News