KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mewajibkan perekaman data sidik jari dan retina mata atau biometrik kepada pemohon visa kunjungan kian merepotkan jamaah umrah dan haji. Pasalnya, kemampuan lembaga yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi yakni Visa Facilitation Services (VPS) Tasheel terbatas. VFS Tasheel hanya memiliki 34 perwakilan di Indonesia. Lembaga ini hanya berada di kota besar saja seperti Jakarta dan Bandung dan hanya mampu melayani sekitar 1.000 orang per hari dan hanya sekitar 300 an orang di daerah. Padahal pemohon visa dari warga Indonesia ke Arab Saudi terus meningkat tiap tahun. Jamaah umrah tahun lalu saja mencapai 1,2 juta, belum termasuk haji, visa tenaga kerja, pelajar dan bisnis. Walhasil kebijakan yang berlaku akhir September 2018 ini menyulitkan, bahkan membebani warga yang ingin ibadah ke tanah suci.
Syarat biometrik bikin ibadah makin ribet
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mewajibkan perekaman data sidik jari dan retina mata atau biometrik kepada pemohon visa kunjungan kian merepotkan jamaah umrah dan haji. Pasalnya, kemampuan lembaga yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi yakni Visa Facilitation Services (VPS) Tasheel terbatas. VFS Tasheel hanya memiliki 34 perwakilan di Indonesia. Lembaga ini hanya berada di kota besar saja seperti Jakarta dan Bandung dan hanya mampu melayani sekitar 1.000 orang per hari dan hanya sekitar 300 an orang di daerah. Padahal pemohon visa dari warga Indonesia ke Arab Saudi terus meningkat tiap tahun. Jamaah umrah tahun lalu saja mencapai 1,2 juta, belum termasuk haji, visa tenaga kerja, pelajar dan bisnis. Walhasil kebijakan yang berlaku akhir September 2018 ini menyulitkan, bahkan membebani warga yang ingin ibadah ke tanah suci.