Teknologi kian berubah secepat kilat. Evolusi teknologi yang kian cepat ini kerap memakan korban. Salah satu bukti, masa keemasan produk menjadi semakin singkat. Lihat saja evolusi di teknologi komputer. Popularitas netbook lenyap dalam sekejap. Bahkan, di awal tahun 2013, dua raksasa perakit netbook, yakni Acer dan Asus, bertekad bulat memberhentikan produksi netbook. Lembaga survei IHS iSuppli meramal, komputer jinjing nan-mungil tersebut bakal punah pada tahun 2015 mendatang. Kehadiran tablet dan smartphone menjadi biang keladi tewasnya netbook. Nah, kini giliran Nintendo yang bakal menjadi korban. Masa depan gim konsol asal Jepang ini diprediksi bakal buram. "Nintendo berada di posisi yang sangat sulit. Nintendo tidak lagi relevan," ujar Nolan Bushnell. Prediksi Bushnell sontak menjadi perhatian. Pasalnya, Bushnell menyandang julukan bapak video game. Dia adalah pendiri gim Atari, konsol yang sangat populer di era tahun 1993. Namun, nasib Atari berubah menjadi tragis, lantaran tiga tahun kemudian gulung tikar alias tidak lagi diproduksi.
Menurut Bushnell, saat ini nasib Nintendo mirip nasib Atari yang berada di ujung masa keemasan. "Bila Anda memiliki iPod atau tablet Android, Nintendo menjadi kompetitor yang tidak masuk akal," ujar dia, mengutip BBC. Bushnell bilang, salah satu kelemahan Nintendo adalah segmen pasar yang dibidik. Saat ini Nintendo fokus menyasar konsumen di usia 12 tahun ke bawah. Sementara, kompetitor lain, yakni Xbox dan PlayStation lebih menyasar konsumen dewasa. Menurut Bushnell, di era gim konsol modern, masalah kualitas virtual selalu menjadi isu utama. " Jika bisa benar-benar menyuguhkan gambar virtual yang mirip realitas, Nintendo akan bisa bertahan. Saat ini konsumen mencari kualitas virtual gim yang mendekati realita," jelas Bushnell.