JAKARTA. Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setyardi Budiono menegaskan bahwa tabloid buatannya adalah produk dari jurnalistik. Dia menyebut tabloid itu masuk dalam kategori jurnalisme warga (citizen journalism) yang didasarkan pada fakta-fakta di lapangan. "Kalau disebut sebagai koran kuning, tidak mungkin saya ada di sini. Akan tetapi, pada akhirnya ini adalah citizen journalism, orang bisa melaporkan apa pun, seperti pulang kampung laporan ada stuck di Merak. Nah ini juga sama, berdasarkan fakta, citizen journalism," ujar Setyardi dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (14/6). Setyardi mengatakan, tabloid Obor Rakyat ini hanya dibuat oleh dua orang, yakni dia dan seorang rekannya bernama Darmawan Sepriyossa. Pendanaan tabloid yang diterbitkan 100.000 eksemplar itu pun diakui Setyardi berasal dari kantong pribadinya. Namun, dia tidak menampik bahwa ada pula pihak ketiga yang memberikan sumbangan. Saat ditanyakan siapa saja pihak ketiga itu, dia mengelak untuk menjawab. Setyardi hanya menjelaskan bahwa para donatur sebagian besar adalah teman-temannya. Dia membantah bahwa korannya didanai oleh tim Prabowo-Hatta. "Kalau mereka mau danain, saya bersyukur. Jadi, saya membuka kalau mau ada yang bantu saya, mulai dari Jokowi sampai Prabowo, saya malah berterima kasih," ucapnya. Setyardi menegaskan bahwa tabloid Obor Rakyat tidak ditujukan sebagai kampanye hitam. Menurut dia, tabloid itu hadir untuk sebagai langkah kritis terhadap calon presiden yang ada. Pada saat penyusunan materi tabloid dilakukan, sebut Setyardi, baru nama Jokowi yang dideklarasikan sebagai calon presiden, sementara Prabowo Subianto belum dideklarasikan secara resmi. Untuk menyusun artikel-artikel yang ada dalam tabloid itu, Setyardi mengaku mendapatkannya melalui cara kerja jurnalis pada umumnya. Dia mencontohkan wawancara Ketua MUI KH Kholil Ridwan yang dilakukan dengan pertemuan langsung oleh reporter tabloid Obor Rakyat. Saat ditanyakan apakah dia yang langsung mewawancarai KH Kholil mengingat Setyardi sebelumnya menyebutkan hanya ada dua orang yang mengerjakan semua isi tabloid Obor Rakyat, dia pun berkelit. "Yah kan bisa lewat telepon," ucapnya. Sebelumnya diberitakan, sebuah tabloid atas nama Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Isi tabloid berupa hujatan Jokowi-JK, tanpa menyebut narasumber dan penulis berita. Dalam edisi kedua dari tabloid itu, berita utamanya tentang "1001 Topeng Pencitraan". Di dalamnya masih berisi hujatan terhadap Jokowi. Alexander Lay dari Tim Sukses Jokowi-JK mengaku bahwa pihaknya sudah mengetahui pihak yang menyebarkan tabloid Obor Rakyat. Dia menyebut bahwa salah satu redaktur media online terlibat dalam pembuatan tabloid itu.
Tabloid Obor Rakyat disebut Citizen Journalism
JAKARTA. Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setyardi Budiono menegaskan bahwa tabloid buatannya adalah produk dari jurnalistik. Dia menyebut tabloid itu masuk dalam kategori jurnalisme warga (citizen journalism) yang didasarkan pada fakta-fakta di lapangan. "Kalau disebut sebagai koran kuning, tidak mungkin saya ada di sini. Akan tetapi, pada akhirnya ini adalah citizen journalism, orang bisa melaporkan apa pun, seperti pulang kampung laporan ada stuck di Merak. Nah ini juga sama, berdasarkan fakta, citizen journalism," ujar Setyardi dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (14/6). Setyardi mengatakan, tabloid Obor Rakyat ini hanya dibuat oleh dua orang, yakni dia dan seorang rekannya bernama Darmawan Sepriyossa. Pendanaan tabloid yang diterbitkan 100.000 eksemplar itu pun diakui Setyardi berasal dari kantong pribadinya. Namun, dia tidak menampik bahwa ada pula pihak ketiga yang memberikan sumbangan. Saat ditanyakan siapa saja pihak ketiga itu, dia mengelak untuk menjawab. Setyardi hanya menjelaskan bahwa para donatur sebagian besar adalah teman-temannya. Dia membantah bahwa korannya didanai oleh tim Prabowo-Hatta. "Kalau mereka mau danain, saya bersyukur. Jadi, saya membuka kalau mau ada yang bantu saya, mulai dari Jokowi sampai Prabowo, saya malah berterima kasih," ucapnya. Setyardi menegaskan bahwa tabloid Obor Rakyat tidak ditujukan sebagai kampanye hitam. Menurut dia, tabloid itu hadir untuk sebagai langkah kritis terhadap calon presiden yang ada. Pada saat penyusunan materi tabloid dilakukan, sebut Setyardi, baru nama Jokowi yang dideklarasikan sebagai calon presiden, sementara Prabowo Subianto belum dideklarasikan secara resmi. Untuk menyusun artikel-artikel yang ada dalam tabloid itu, Setyardi mengaku mendapatkannya melalui cara kerja jurnalis pada umumnya. Dia mencontohkan wawancara Ketua MUI KH Kholil Ridwan yang dilakukan dengan pertemuan langsung oleh reporter tabloid Obor Rakyat. Saat ditanyakan apakah dia yang langsung mewawancarai KH Kholil mengingat Setyardi sebelumnya menyebutkan hanya ada dua orang yang mengerjakan semua isi tabloid Obor Rakyat, dia pun berkelit. "Yah kan bisa lewat telepon," ucapnya. Sebelumnya diberitakan, sebuah tabloid atas nama Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Isi tabloid berupa hujatan Jokowi-JK, tanpa menyebut narasumber dan penulis berita. Dalam edisi kedua dari tabloid itu, berita utamanya tentang "1001 Topeng Pencitraan". Di dalamnya masih berisi hujatan terhadap Jokowi. Alexander Lay dari Tim Sukses Jokowi-JK mengaku bahwa pihaknya sudah mengetahui pihak yang menyebarkan tabloid Obor Rakyat. Dia menyebut bahwa salah satu redaktur media online terlibat dalam pembuatan tabloid itu.