JAKARTA. Pasar kompor gas makin menarik dengan berlanjutnya kampanye konversi minyak tanah ke liquid petroleum gas (LPG). Hal ini mendorong PT Hokinda Citralestari, produsen kompor gas merek Hock merilis dua kompor gas baru Jumat (12/11). Jahja B Soenarjo, Konsultan Bisnis Hokinda mengatakan, kompor gas jenis Mutiara Ekonomi Gold terdiri dari satu tungku. Adapun Mutiara Classic Gold merupakan kompor gas dua tungku. "Kompor gas ini menyasar segmen rumah tangga menengah ke bawah," ujar Jahja kepada KONTAN. Tipe Gold memiliki kepala alias burner berbahan kuningan yang lebih berat dan tebal, serta tahan pada temperatur tinggi. Bodi yang terbuat dari stainless steel bikin kompor anti keropos dan tahan mengangkut beban hingga 100 kilogram (kg). Jahja mengklaim kompor gas ini bisa menghemat gas sebesar 8%-10%. Jahja bilang, kehadiran kompor yang berbentuk bulat ini siap mendukung pertumbuhan industri kuliner dan waralaba yang tengah mewabah. "Kami akan memasarkan kompor ini lewat aliansi strategis dan promosi dengan jaringan waralaba kuliner," ujar Jahja. Hokinda akan memasarkan kompor gas Hock lewat kantor jaringan pemasaran yang terletak di Medan, Jakarta, dan Surabaya. Hokinda memasarkan Mutiara Ekonomi Gold Rp 150.000 dan Mutiara Classic Gold seharga Rp 273.000. Harga ini sudah termasuk garansi lima tahun. Jahja memandang, kampanye konversi gas memang efektif meningkatkan pasar kompor gas. Namun di sisi lain, banyaknya gas yang meledak membuat penjualan kompor gas lambat. Saat ini penjualan Hokinda mencapai 15.000 unit per bulan Dua bulan terakhir tahun ini, Hokinda menargetkan penjualan bisa mencapai 20.000 unit per bulan. Menurut Jahja, andai tabung gas tak banyak menelan korban jiwa, penjualan kompor gas tentu akan lebih besar lagi. Mengantisipasi pasar kompor gas yang lamban, Hokinda menggenjot bisnis lainnya seperti kompor minyak yang saat ini penjualannya mencapai 100.000 unit per bulan. Meski konversi gas terus berlangsung, nyatanya hal ini tak menggerus penjualan kompor minyak Hokinda. "Beberapa daerah belum siap konversi ke gas, karena itu permintaan kompor minyak kami tetap tinggi," terang Jahja. Hokinda menjual kompor minyak mulai harga Rp 200.000-Rp 400.000. Bisnis kompor minyak pun masih memberikan kontribusi di atas 50% terhadap bisnis Hokinda. Adapun oven memberikan kontribusi sekitar 30% dan bisnis lain-lain 20%. Secara terpisah, Beni Benyamin, Presiden Direktur PT Todachi Indonesia justru memandang bisnis kompor gas tahun ini lesu. Dia memaparkan, sepanjang sembilan bulan 2010 total penjualan kompor gas mencapai 900.000 unit.
Tabung gas meledak bikin penjualan kompor gas tersendat
JAKARTA. Pasar kompor gas makin menarik dengan berlanjutnya kampanye konversi minyak tanah ke liquid petroleum gas (LPG). Hal ini mendorong PT Hokinda Citralestari, produsen kompor gas merek Hock merilis dua kompor gas baru Jumat (12/11). Jahja B Soenarjo, Konsultan Bisnis Hokinda mengatakan, kompor gas jenis Mutiara Ekonomi Gold terdiri dari satu tungku. Adapun Mutiara Classic Gold merupakan kompor gas dua tungku. "Kompor gas ini menyasar segmen rumah tangga menengah ke bawah," ujar Jahja kepada KONTAN. Tipe Gold memiliki kepala alias burner berbahan kuningan yang lebih berat dan tebal, serta tahan pada temperatur tinggi. Bodi yang terbuat dari stainless steel bikin kompor anti keropos dan tahan mengangkut beban hingga 100 kilogram (kg). Jahja mengklaim kompor gas ini bisa menghemat gas sebesar 8%-10%. Jahja bilang, kehadiran kompor yang berbentuk bulat ini siap mendukung pertumbuhan industri kuliner dan waralaba yang tengah mewabah. "Kami akan memasarkan kompor ini lewat aliansi strategis dan promosi dengan jaringan waralaba kuliner," ujar Jahja. Hokinda akan memasarkan kompor gas Hock lewat kantor jaringan pemasaran yang terletak di Medan, Jakarta, dan Surabaya. Hokinda memasarkan Mutiara Ekonomi Gold Rp 150.000 dan Mutiara Classic Gold seharga Rp 273.000. Harga ini sudah termasuk garansi lima tahun. Jahja memandang, kampanye konversi gas memang efektif meningkatkan pasar kompor gas. Namun di sisi lain, banyaknya gas yang meledak membuat penjualan kompor gas lambat. Saat ini penjualan Hokinda mencapai 15.000 unit per bulan Dua bulan terakhir tahun ini, Hokinda menargetkan penjualan bisa mencapai 20.000 unit per bulan. Menurut Jahja, andai tabung gas tak banyak menelan korban jiwa, penjualan kompor gas tentu akan lebih besar lagi. Mengantisipasi pasar kompor gas yang lamban, Hokinda menggenjot bisnis lainnya seperti kompor minyak yang saat ini penjualannya mencapai 100.000 unit per bulan. Meski konversi gas terus berlangsung, nyatanya hal ini tak menggerus penjualan kompor minyak Hokinda. "Beberapa daerah belum siap konversi ke gas, karena itu permintaan kompor minyak kami tetap tinggi," terang Jahja. Hokinda menjual kompor minyak mulai harga Rp 200.000-Rp 400.000. Bisnis kompor minyak pun masih memberikan kontribusi di atas 50% terhadap bisnis Hokinda. Adapun oven memberikan kontribusi sekitar 30% dan bisnis lain-lain 20%. Secara terpisah, Beni Benyamin, Presiden Direktur PT Todachi Indonesia justru memandang bisnis kompor gas tahun ini lesu. Dia memaparkan, sepanjang sembilan bulan 2010 total penjualan kompor gas mencapai 900.000 unit.