JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukan peredaran barang kebutuhan pokok dari negara tetangga (Malaysia) masih banyak beredar di daerah perbatasan. Salah satunya di Kota Tarakan, Bontang. Kemendag mencatat, paling tidak ada dua kebutuhan pokok yang paling banyak beredar. "Kedua kebutuhan pokok tersebut tabung gas LPG dan gula yang didatangkan dari Malaysia," ungkap Bayu krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan di Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (31/10). Yang dipermasalahkan oleh Kemendag yaitu tabung gas tersebut tidak memiliki Standarisasi Nasional Indonesia (SNI). Seharusnya tabung gas yang beredar di Indonesia harus ber-SNI. Menurut Bayu, tabung gas tak ber-SNI tersebut sulit dideteksi oleh Kemendag dikarenakan penjual gas impor dari Malaysia terdapat pada tempat-tempat yang tersembunyi dan jauh dari keramaian. Terkait hal tersebut Kemendag sudah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina untuk menambah pasokan gas ke daerah Tarakan, Bontang dan daerah perbatasan lainnya. Sedangkan, untuk kebutuhan pokok gula, pemerintah sudah membuat kebijakan khusus untuk kepentingan perbatasan. Sedangkan "Kan lucu daerah Tarakan dan Bontang itu penghasil migas, harusnya mereka mendapatkan minyak dan gas dari Indonesia yang dihasilkan oleh Indonesia dengan jumlah yang lebih dari cukup," ujar Bayu.
Tabung gas tanpa SNI dari Malaysia banyak beredar
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menemukan peredaran barang kebutuhan pokok dari negara tetangga (Malaysia) masih banyak beredar di daerah perbatasan. Salah satunya di Kota Tarakan, Bontang. Kemendag mencatat, paling tidak ada dua kebutuhan pokok yang paling banyak beredar. "Kedua kebutuhan pokok tersebut tabung gas LPG dan gula yang didatangkan dari Malaysia," ungkap Bayu krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan di Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (31/10). Yang dipermasalahkan oleh Kemendag yaitu tabung gas tersebut tidak memiliki Standarisasi Nasional Indonesia (SNI). Seharusnya tabung gas yang beredar di Indonesia harus ber-SNI. Menurut Bayu, tabung gas tak ber-SNI tersebut sulit dideteksi oleh Kemendag dikarenakan penjual gas impor dari Malaysia terdapat pada tempat-tempat yang tersembunyi dan jauh dari keramaian. Terkait hal tersebut Kemendag sudah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina untuk menambah pasokan gas ke daerah Tarakan, Bontang dan daerah perbatasan lainnya. Sedangkan, untuk kebutuhan pokok gula, pemerintah sudah membuat kebijakan khusus untuk kepentingan perbatasan. Sedangkan "Kan lucu daerah Tarakan dan Bontang itu penghasil migas, harusnya mereka mendapatkan minyak dan gas dari Indonesia yang dihasilkan oleh Indonesia dengan jumlah yang lebih dari cukup," ujar Bayu.