JAKARTA. Tim advokasi ledakan tabung gas Fraksi PKS DPR menganggap Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri gagal dalam menghilangkan praktek pengoplosan tabung gas elpiji. Terbukti, masih banyak tabung oplosan yang beredar di masyarakat.Berdasarkan data yang dirilis PT Pertamina (Persero), setiap tak kurang dari 200.000 tabung elpiji ukuran 3 kilogram (kg) rusak karena praktek pengoplosan di wilayah Jabodetabek. Kerusakan terjadi pada kelep, karena faktor penyuntikan secara tidak benar. "Tabung yang rusak sangat banyak. Artinya, Bareskrim gagal memberantas praktek pengoplosan tabung," kata Sohibul Iman, anggota tim advokasi Fraksi PKS yang juga duduk di Komisi VII DPR, Jumat (20/8).Dari penelusuran tim advokasi, kerusakan tabung terjadi di semua daerah. Hal ini terlihat dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang bertugas menarik dan mengisi kembali tabung tersebut.Kemarin, Kamis (19/8), tim mengunjungi dua SPBE, masing-masing di Bintara, Bekasi, dan Cakung, Jakarta Timur. Di Bintara, setiap penarikan 600 unit tabung elpiji 3 kg, terdapat 75 tabung rusak karena pengoplosan. Sedang di Cakung, setiap hari juga terdapat sekitar 70-90 tabung yang rusak pada kelep. "Kalau ditelusuri di semua SPBE, pasti juga ditemukan hal yang sama," ujar Sohibul.Makanya, Sohibul meminta, pemerintah harus lebih serius mengatasi kasus ledakan tabung gas. Bertali-temali dengan praktek pengoplosan, Bareskrim bahkan harus bekerja lebih keras. Sebab, praktek tersebut menjadi salah satu maraknya kasus ledakan tabung gas elpiji.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tabung oplosan masih marak, PKS anggap Bareskrim gagal
JAKARTA. Tim advokasi ledakan tabung gas Fraksi PKS DPR menganggap Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri gagal dalam menghilangkan praktek pengoplosan tabung gas elpiji. Terbukti, masih banyak tabung oplosan yang beredar di masyarakat.Berdasarkan data yang dirilis PT Pertamina (Persero), setiap tak kurang dari 200.000 tabung elpiji ukuran 3 kilogram (kg) rusak karena praktek pengoplosan di wilayah Jabodetabek. Kerusakan terjadi pada kelep, karena faktor penyuntikan secara tidak benar. "Tabung yang rusak sangat banyak. Artinya, Bareskrim gagal memberantas praktek pengoplosan tabung," kata Sohibul Iman, anggota tim advokasi Fraksi PKS yang juga duduk di Komisi VII DPR, Jumat (20/8).Dari penelusuran tim advokasi, kerusakan tabung terjadi di semua daerah. Hal ini terlihat dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang bertugas menarik dan mengisi kembali tabung tersebut.Kemarin, Kamis (19/8), tim mengunjungi dua SPBE, masing-masing di Bintara, Bekasi, dan Cakung, Jakarta Timur. Di Bintara, setiap penarikan 600 unit tabung elpiji 3 kg, terdapat 75 tabung rusak karena pengoplosan. Sedang di Cakung, setiap hari juga terdapat sekitar 70-90 tabung yang rusak pada kelep. "Kalau ditelusuri di semua SPBE, pasti juga ditemukan hal yang sama," ujar Sohibul.Makanya, Sohibul meminta, pemerintah harus lebih serius mengatasi kasus ledakan tabung gas. Bertali-temali dengan praktek pengoplosan, Bareskrim bahkan harus bekerja lebih keras. Sebab, praktek tersebut menjadi salah satu maraknya kasus ledakan tabung gas elpiji.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News