Tabungan Masyarakat Menengah Bawah Masih Tumbuh di Tengah Pelemahan Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah kelas menengah ke bawah di perbankan atau tabungan dengan nilai di bawah Rp 100 juta masih mampu tumbuh single digit di tengah tantangan inflasi yang tidak selaras dengan pendapatan masyarakat yang stagnan.

Hal ini setidaknya yang memunculkan fenomena makan tabungan di masyarakat kelas menengah ke bawah.

Sebagai gambaran, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan dari total rekening nasabah di perbankan yang mencapai 584,18 juta rekening per Juni 2024, mayoritas sebanyak 98,8% didominasi oleh simpanan di bawah Rp 100 juta. 


Baca Juga: Tabungan Simpeda Sejumlah BPD Semakin Gemuk

Di sisi lain berdasarkan data Survei Konsumen Bank Indonesia per April 2024, jumlah rata-rata dana yang disisihkan masyarakat untuk tabungan di bank menyusut selama beberapa tahun terakhir.

Adapun per 2019, masyarakat setidaknya rata-rata menyisihkan dana pendapatannya sebesar Rp 3 juta per bulannya, namun jumlah ini menurun menjadi hanya Rp 1,8 juta per bulannya dari pendapatan yang ada per April 2024. 

Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon, mengatakan fenomena penyusutan alokasi dana tabungan masyarakat di perbankan tersebut dikarenakan alokasi kebutuhan sehari-hari yang lebih besar.

Baca Juga: Buktikan Sumber Daya Unggul, Taspen Raih 5 Penghargaan di Ajang HCREA 2024

Adapun di Danamon sendiri, Ivan mengatakan simpanan tabungan nasabah di bawah Rp 100 juta masih tumbuh meskipun pertumbuhannya tidak sekencang simpanan nasabah tajir atau prioritas.

"Kalau di Danamon kita sebutnya adalah segmen yang optimal (sampai Rp 50 juta) Ini kebanyakan nasaban-nasabanya millenials ya. Trennya sebenarnya meningkat, sekitar 8% sampai 10% dari tahun ke tahun," ungkap Ivan kepada Kontan saat ditemui di Jakarta.

Editor: Noverius Laoli