Tadinya Anti-Kripto, Begini Pandangan Vladimir Putin Tentang Bitcoin Saat Ini



KONTAN.CO.ID - Pandangan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Bitcoin berubah 180 derajat. 

Kini, Putin menilai bitcoin merupakan alternatif yang lebih baik untuk cadangan mata uang asing.

Dalam pernyataannya, Putin meragukan kebutuhan Moskow untuk menyimpan cadangan mata uang asing, dengan menyatakan bahwa bitcoin dapat menawarkan alternatif yang lebih baik.


"Pertanyaan yang sah: mengapa mengumpulkan cadangan jika dapat hilang dengan mudah?" Putin mengatakan pada konferensi investasi yang diselenggarakan oleh VTB, menurut Reuters.

Pernyataan hari Rabu (5/12/2024) itu merujuk pada pertikaian Kremlin dengan pemerintah Barat sejak dimulainya perang Ukraina pada tahun 2022, yang mendorong AS dan sekutunya untuk membekukan sekitar US$ 300 miliar cadangan devisa Rusia.

Mengutip Business Insider, meskipun ada protes dari Moskow, negara-negara Kelompok Tujuh (G7) sedang memperdebatkan strategi tentang cara menggunakan dana tersebut untuk mendukung Kyiv. 

Baca Juga: Rencana Trump Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Ini Sejumlah Opsi yang Ditawarkan

Pada bulan Oktober, Inggris memberikan pinjaman US$ 3 miliar kepada Ukraina menggunakan keuntungan dari aset yang dibekukan.

Putin mengatakan, penyitaan cadangan mata uang Rusia merugikan reputasi dan kedudukan dolar AS sebagai aset cadangan bank sentral yang paling Utama. Dia juga menegaskan bahwa sejumlah negara telah beralih ke mata uang kripto sebagai alternatif.

"Misalnya, bitcoin. Siapa yang bisa melarangnya? Tidak seorang pun," Putin menambahkan.

Selain bitcoin, ia memuji sistem pembayaran elektronik masa depan sebagai opsi lain. 

Pada bulan Oktober, Putin meminta blok ekonomi berkembang BRICS untuk membuat sistem pembayaran alternatif, mengingat Moskow dikecualikan dari sistem pengiriman pesan keuangan SWIFT yang didominasi dolar AS.

Baca Juga: Vladimir Putin Soal Rudal Oreshnik: Elemen Penghancurnya Capai 4.000 Derajat Celcius

Karena sanksi Barat telah menambah kesulitan ekonomi bagi Rusia, Kremlin semakin merangkul aset digital, menandai perubahan dari sikap anti-kripto sebelumnya.

Rusia, yang mengusulkan larangan kripto menyeluruh pada tahun 2022, kini mengizinkan pembayaran mata uang digital, dan berupaya memperkenalkan rubel digital musim panas mendatang. 

Minggu lalu, Moscow Times melaporkan bahwa Putin menandatangani undang-undang yang menciptakan kerangka pajak legal untuk penambang dan transaksi kripto.

Tonton: Putin Ancam Gunakan Semua Senjata jika Barat Berikan Senjata Nuklir ke Ukraina

Media tersebut mengatakan Rusia menargetkan memperoleh rubel senilai US$ 2 miliar setahun dari para penambang.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie