KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali keluar dari pasar modal. Tekanan akibat rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) masih membayangi pasar. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri juga kurang membantu menahan laju pelemahan indeks. Indeks yang terkoreksi, seiring pula dengan keluarnya investor asing pada pasar reguler, tunai dan negosiasi. Sejak awal tahun, asing sudah keluar Rp 29,25 triliun. Sementara pada Selasa (24/4), asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 659,47 miliar. Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia menyatakan asing yang terus keluar tersebut disebabkan oleh rupiah yang tertekan. Oleh karena itu, untuk menekan agar asing tidak terus keluar perlu adanya sinyal menaikkan suku bunga sehingga ada peluang investor asing kembali ke dalam negeri lagi. Sebab, “Ketika rupiah tidak tertekan lebih jauh lagi, karena investor asing menderita kerugian ketika rupiah melemah,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (24/4).
Tahan arus modal keluar, pemerintah perlu pertimbangkan kenaikan BI Rate
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali keluar dari pasar modal. Tekanan akibat rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) masih membayangi pasar. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri juga kurang membantu menahan laju pelemahan indeks. Indeks yang terkoreksi, seiring pula dengan keluarnya investor asing pada pasar reguler, tunai dan negosiasi. Sejak awal tahun, asing sudah keluar Rp 29,25 triliun. Sementara pada Selasa (24/4), asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 659,47 miliar. Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia menyatakan asing yang terus keluar tersebut disebabkan oleh rupiah yang tertekan. Oleh karena itu, untuk menekan agar asing tidak terus keluar perlu adanya sinyal menaikkan suku bunga sehingga ada peluang investor asing kembali ke dalam negeri lagi. Sebab, “Ketika rupiah tidak tertekan lebih jauh lagi, karena investor asing menderita kerugian ketika rupiah melemah,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (24/4).