Tahan kenaikan suku bunga, BRI targetkan NPL kredit konsumsi di bawah 1% pada 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih menahan suku bunga kredit konsumsinya kendati Bank Indonesia kembali mengerek suku bunga acuan menjadi 6%. 

Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, belum akan menaikan bunga kredit konsumer. Sebab, pada Agustus lalu, BRI sudah menaikan bunga kredit rata-rata 75 basis poin (bps)- 100 bps atau 0,75%-1%. Sehingga bank akan melakukan tinjauan kembali. 

Upaya BRI untuk menahan kenaikan bunga kredit konsumer juga dilakukan demi mempertahankan rasio kredit bermasalah (non performing laon/NPL). 


"NPL konsumer, sekarang di 1,005%. Hingga akhir tahun coba ditekan terus bisa di bawah 1%. Dengan menjaga dari sisi segmentasi nasabah dan kredit scoring yang baik," ujar Handayani di Jakarta, Kamis (22/11).

Handayani menambahkan, potensi kredit bermasalah biasanya datang dari kredit non payroll. Meski suku bunga acuan semakin tinggi, Handayani berharap tahun depan, NPL kredit konsumer tidak akan terpengaruh. Lantaran bank selektif dalam memilih market dan menggunakan data nasabah yang sudah berjumlah 103 juta orang.

Selain itu, bank dengan sandi saham BBRI ini masih menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi hingga 19%-21% year on year (yoy) hingga akhir tahun. Handayani bilang hingga Oktober 2018, kredit konsumsi tumbuh 19% yoy.

"Tahun depan pertumbuhan kredit konsumer kami ajan jaga di antara 19%-20%. Kami masih akan fokus pada kepemilikan rumah pertama, kami lihat permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) mulai tumbuh seiring pembangunan infrastruktur baik jalan tol, kereta, maupun penerbangan," jelas Handayani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi