KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca rampungnya uji coba standarisasi
quick response code (QR
Code) tahap I, Bank Indonesia (BI) akan segera melanjutkannya ke uji coba tahap kedua. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan akan ada beberapa fokus yang menjadi prioritas pada tahap kedua nanti. “Setelah ini kita akan coba memperluas merchant supaya lebih banyak lagi. Selain itu kita juga akan melibatkan penerbit QR
Code lainnya karena selama ini hanya terbit di bawah Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)”, kata Onny, Jumat (22/3). Sebelumnya terdapat 19 bank dan 68
merchant yang terlibat dalam
piloting tahap pertama.
Seperti diberitakan Kontan.co.id, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (21/3), Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan ada beberapa hal yang dibenahi di tahap kedua nanti. “Seperti misalnya bagaimana layanan transaksi di wilayah sulit sinyal,
dispute resolution-nya bagaimana. Kemudian jika gagal melakukan debit, tindak lanjutnya bagaimana,” kata Sugeng. Rencananya, BI akan memulai uji coba tahap selanjutnya dua bulan pasca uji coba tahap pertama. Meski begitu, ketika ditanya mengenai target kapan QRIS itu rampung, Onny enggan menyebut waktunya secara persis. “Target kita tahun ini. Tapi yang lebih kita pentingkan adalah aspek-aspek seperti keamanannya, keefektifan serta efisiensi penggunaannya. Karena yang pake kan mulai dari pelaku ekonomi skala mikro ya, jadi kita juga mau transaksi itu aman”, terang Onny. Standardisasi QR
Code oleh BI ini nantinya akan membuat semua sistem pembayaran beriftur QR Code terintegrasi dengan prinsip
interoperability. Prinsip yang mengedepankan integrasi sistem pembayaran antara
merchant, perbankan dan teknologi finansial (tekfin) ini, Onny nilai akan menguntungkan semua pihak. “Konsumen akan terlindungi karena QR Code yang terbit itu nanti satu pintu dari BI, konsumen tidak perlu repot-repot karena semua bisa pakai satu QR Code,” imbuhnya. Selain itu penerapan standar ini juga akan meringkas transaksi. “Karena ketika tekfin dan perbankan bekerjasama, konsumen tidak perlu lagi top-up saldo, tapi langsung terdebet dari rekening banknya,” jelas Onny. Tak hanya konsumen, industri perbankan serta tekfin juga akan merasakan manfaatnya. Menurutnya, standarisasi ini akan memangkas biaya-biaya investasi baik dari perbankan maupun tekfin. “Akses perbankan ya nanti luas karena layanannya bisa dipakai di semua tekfin. Prinsipnya adalah
sharing investment seperti semangat ekonomi digital,” tambahnya.
Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sebagai partner BI dalam uji coba ini mengamini apa yang disampaikan Onny. Ketua Komite Pengelola Standar ASPI Santoso menyatakan bahwa prioritas uji coba tahap kedua adalah menyempurnakan dan mengefisiensikan operasional sistem QR Code. “Juga akan membuat robust untuk menjaga ID setiap
merchant. Kita bersama BI juga akan mulai membicarakan mekanisme, aturan main, dan
liability shift-nya,” terang Santoso ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/3). Santoso berharap proses yang dijalankan berlangsung lancar. “Semua demi sistem yang efisien sehingga pemain sektor QR yang selama ini hanya sebagai penerbit atau
issuer, bisa jalan walaupun tidak memiliki
acquiring,” imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi